Selasa, 16 Desember 2014

Komitmen Wirausaha

JENIS JENIS KOMITMEN DALAM BERWIRAUSAHA

1.Komitmen terhadap diri sendiri
       Komitmen pada diri sendiri atara lain :
       a.  Komitmen untuk mewujudkan cita cita
       b.  Komitmen untuk keluar dari kemiskinan
       c.  Komitmen untuk hidup lebih baik
       d.  Komitmen untuk maju,hidup makmur, dan kaya


03.54  AKHYARUL RIJAL.B  7 COMMENTS
 Hy sobat-sobat ku yang baik hati, yang telah mengunjungi blog ini mudah kalian baik-baik aja yah, sekarang saya bakalan posting artikel tentang MAKALAH PENTINGNYA SIKAP ULET DAN PANTANG MENYERAH DARI WIRAUSAHA silahkan membaca yah sob..

1.   Pengertian pantang menyerah
Bagi seorang wirausaha, sikap pantang menyerah dan ulet adalah sikap yang tidak mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu bekerja keras untuk mewujudkan tujuan, menganggap rintangan/hambatan selalu ada dalam setiap kegiatan yang harus dihadapi.
Mereka yang menyerah sebelum mencapai tujuan, mereka adalah orang-orang yang gagal dan tak akan pernah sukses.
Wirausahawan yang memiliki komitmen tinggi dan pantang menyerah di dalam berwirausaha, setidaknya harus memiliki 6 kekuatan yang dapat membangun kepribadian, a.l:
1           keyakinan yang kuat untuk maju
2           kemauan yang keras untuk maju
3           pemikiran yang konstruktif dan kreatif
4           kesabaran dan ketabahan
5           ketahanan fisik dan mental
6           kejujuran dan tanggung jawab
Pengertian ulet
Seseorang dikatakan memiliki sikap ulet, jika memiliki kepribadian tangguh, kuat, tidak mudah putus asa, memiliki cita-cita tinggi. Selain itu, seorang yang dikatakan ulet adalah mereka yang mencurahkan tenaga, pikiran, waktu serta harta untuk tercapainya keberhasilan.
Manfaat sikap pantang menyerah dan ulet:
1.    memberi semangat dalam berusaha
2.    meningkatkan daya usaha
3.    menunjang keberhasilan usaha
4.    mengeliminasi keputusasaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keuletan:
1.    Pembawaan (hereditas): manusia lahir memiliki sifat-sifat bawaan dari orang tuanya
2.    Pendidikan dan pelatihan: dengan adanya pendidikan dan latihan maka bawaan lahir akan berkembang lebih baik
3.    Lingkungan: manusia cenderung akan menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya.
4.    Pengalaman: semakin banyak pengalaman akan meningkatkan kemampuan dalam menentukan strategi pemecahan masalah
5.    Motivasi: seorang wirausahawan yang komit untuk berhasil dan berkembang dalam usaha kan termotivasi mewujudkan keinginannya, sehingga akan mencari dan menggunakan berbagai cara (positif) untuk mewujudkan obsesinya


Membina sikap ulet:
1.    menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
2.    menjaga dan meningkatkan semangat dalam bekerja
3.    selalu optimis dalam menjalankan usaha
4.    menyenangi pekerjaannya
5.    berani menghadapi tantangan
6.    meningkatkan kepedulian akan peristiwa atau kejadian di sekitarnya baik secara makro maupun mikro
7.    berusaha memiliki banyak informasi dan sumber
8.    menerima dengan senang hati kritik dan saran
9.    berani mencoba berbagai alternatif dengan sudah mempertimbangkan secara matang
10.    memandang kegagalan dari sisi positif
11.    tidak memandang ringan maslah yang dihadapi
12.    meningkatkan kepekaan, kecermatan dan kewaspadaan diri
 Karakteristik sikap pantang menyerah dan ulet:
1.    kerja keras, ulet dan disiplin
2.    mandiri dan realistis
3.    prestatif dan komitmen tinggi
4.    berfikir positif dan bertanggung jawab
5.    memperhitungkan resiko usaha
6.    mencari jalan keluar dari setiap permasalahan
7.    merencanakan sesuatu sebelum bertindak
8.    kreatif dan inovatif
9.    kerja efektif dan efisien
Kepemimpinan dalam kerja pantang menyerah dan ulet
Efektifitas kepemimpinan dalam penerapan kerja pantang menyerah dan ulet akan membawa keberhasilan berwirausaha, diataranya:
1.    mempunyai komitmen tinggi dalam bekerja
2.    mempunyai etos kerja yang tinggi
3.    menyangkut distribusi kekuasaan dalam bekerja
4.    melibatkan orang lain dalm bekerja
5.    menyangkut penanaman pengaruh dalam mengarahkan karyawan
·         Kesimpulan: kita tidak boleh berpangku tangan dan mengaharapkan reski hanya dengan berdoa saja tanpa bekerja dan berusaha




Wujud Sikap Pantang Menyerah Dan Ulet
1. Melakukan usaha dengan semangat
Semangat bekerja: salah satu sifat kejiwaan yang sangat erat hubungannya dengan faktor kepuasan kerja, kegairahan kerja, dan keinginan mempertinggi hasil kerja.
1.    kepuasan kerja: orang yang menyukai pekerjaannya akan mendapatkan kepuasan tersendiri, sebaliknya pekerjaan yang kurang disenangi akan mengurangi rasa kepuasan
2.    kegairahan kerja: ketika harapan dan hasil yang ditargetkan tercapai akan meningkatkan kegairahan dalam bekerja.
3.    Mempertinggi hasil kerja: ketika target yang telah ditetapkan tercapai, akan semangat untuk meningkatkan hasil kerjanya untuk selanjutnya.
 Manfaat semangat dalam bekerja:
1.    memperoleh kepuasan dalam bekerja
2.    menimbulkan kegairahan dalam bekerja
3.    membangunkan tenaga
4.    meningkatkan efisiensi waktu kerja dan biaya
5.    menimbulkan keinginan mempertinggi hasil kerja
6.    mengembangkan semangat pribadi
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengembangkan semangat pribadi:
1.    bekerjalah dengan penuh semangat
2.    semangat yang tinggi untuk mencapai prestasi yang tinggi
3.    selalu semangat
4.    semangat membawa percaya pada hari depan
2. Melakukan usaha dengan tidak putus asa
Putus asa / putus harapan:
    Kondisi kejiwaan yang merasa dan menganggap bahwa apa diinginkan tidak akan tercapai
    Kondisi batiniah yang menganggap adanya kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang dialaminya.
Penyebab timbulnya rasa putus asa:
1.    faktor intern: penyebab yang timbul dari dalam diri wirausaha, dimana terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Ini disebabkan sumber daya yang dimiliki kurang memadai untuk mencapai tujuan yang diinginkan
2.    faktor ekstern: penyebab yang timbul dari luar diri wirausaha, seperti kondisi ekonomi yang berfluktuasi, persaingan yang semakin ketat, bencana alam, dsb.

Dampak negatif putus asa:
1.    berkurang / hilangnya semangat menjalankan usaha
2.    menurunnya produktivitas kerja
3.    menurunnya percaya diri wirausaha
4.    menurunnya tingkat kepercayaan dari teman-teman sekerja, pelanggan, pemasok dan kreditur.
5.    Terancamnya kelangsungan usaha.
 Mengantisipasi dan mengeliminasi keputusasaan:
1.    ketabahan: tetap dan kuat hati dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup
2.    meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3.    penerapan manajemen secara efektif
4.    menggunakan jasa asuransi
·         Kesimpulan: jadi kemauan yang keras akan memberikan semangat dalam berusaha dan tidak pernah merasa putus asa terhadap segala rintangan yang dihadapi
3. Melakukan usaha dengan selalu ingin maju
Adalah: memiliki komitmen tinggi terhadap pekerjaan / tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak lepas dari bisnisnya
 Karakteristik kerja prestatif:
1.    memiliki komitmen tinggi terhadao tugas dan pekerjaannya.
2.    Mau bertanggung jawab
3.    Peluang untuk mencapai obsesi
4.    Toleransi untuk mencapai resiko kebimbangan dan ketidakpuasan
5.    Yakin pada dirinya
6.    Kreatif dan fleksibel
7.    Ingin memperoleh balikan segera
8.    Energik
9.    Motivasi untuk lebih unggul
10.    Berorientasi ke masa depan
11.    Mau belajar dari kegagalan
12.    Kemampuan memimpin


Profil wirausahawan yang memiliki sikap selalu ingin maju:
1.    menyukai tanggung jawab
2.    lebih menyukai resiko menengah
3.    keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil
4.    hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung
5.    tingkat energi yang tinggi
6.    orientasi ke depan
7.    keterampilan mengorganisasi
8.    memiliki prestasi lebih tinggi dari pada uang
Manfaat selalu ingin maju:
1.    menimbulkan sikap optimis
2.    memberi semangat dalam berusaha
3.    mendorong untuk mencari cara-cara baru dalam menjalankan usaha
4.    menambah keberanian dalam berusaha
Empat sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju:
1.    self awarness: sikap mawas diri
2.    couscience: mempertajam suara hati, supayanmenajdi manusia berkehendak baik seraya memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam hidup.
3.    Independent will: pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mentransendensi
4.    Creative imagination: berpikir dan mengarah ke depan untuk memecahkan masalah dengan imajinasi, khayalan, serta adaptasi yang tepat.
Cara mengembangkan sikap selalu ingin maju:
1.    memahami dan menghayati konsep-konsep berusaha
2.    menentukan dan komit terhadap sistem yang digunakan dalam menjalankan usaha.
3.    Memiliki visi usaha dan komit untuk menjalankannya
4.    Memiliki misi untuk mencapai visi yang dibangun atau dicanangkan
5.    Menciptakan budaya kerja yang sinergi untuk mewujudkan visi usaha
6.    Menyusun struktur organisasi usaha yang efektif dengan fungsi-fungsi yang ada di struktur organisasi
7.    Merumuskan job description sesuai dengan fungsi-fungsi yang ada di struktur organisasi
8.    Menyusun rencana operasi untuk mencapai tujuan perusahaan
9.    Bersikap terbuka dalam pergaulan
10.    Tidak memandang remeh / menghargai teman sekerja, pelanggan dan pesaing
11.    Berusaha mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi
12.    Terbuka dan haus akan informasi

4.Melakukan usaha dengan selalu mencari sesuatu yang baru
Adalah:  objek usaha atau cara melakukan usaha yang berbeda dari apa yang telah ada melalui kreasi dan inovasi
Kreatif : memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk menciptakan, mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataannya yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Tipe-tipe Kreatif
1. menciptakan dan membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada
2. mengombinasikan / mensintesiskan, dua ha; atau lebih yang sebelumnya  tidak saling berhubungan menjadi berhubungan
3. memodifikasikan sesuatu yang memang sudah ada, berupaya mencari cara-cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaannya dengan orang lain.
Inovasi:  suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat di jual dan bukan selalu berupa ide-ide yang sangat rumit, tetapi kadang-kadang inovasi berasal dari ide-ide baru yang sepele dan sejenis saja, asal merupakan yang baru dan harus lebih baik dari yang telah ada.
Sumber-sumber penerapan inovasi:
1.    kejadian yang diharapkan
2.    proses sesuai dengan kebutuhan
3.    perubahan pada industri dan pasar
4.    ketidakharmonisan
5.    perubahan demografi
6.    perubahan persepsi
7.    konsep pengetahuan dasar
Jenis-jenis inovasi:
1.    penemuan (invensi): produk / jasa / proses yang benar-benar baru, ex: wright bersaudara (pesawat terbang), alexander graham bell ( pesawat telepon)
2.    pengembangan (ekstensi): pemanfaatan / penerapan lain pada produk, jasa, proses yang ada, ex: raynoc : Mc. Donald
3.    penggandaan (duplikasi): refleksi kreatif atau konsep yang telah ada, ex: Walmart: department store
4.    pemaduan (sintesis): kombinasi atas konsep-konsep dan faktor-faktor yang telah ada di dalam penggunaan / formulasi baru
Inti sikap pantang menyerah dan ulet:
1. pantang menyerah dan ulet tehadap segala keadaan dan situasi kerja
2. memiliki semangat kerja dan tahan uji terhadap setiap tantangan dan penderitaan
3. memiliki kesabaran dan ketabahan dalam setiap kondisi kerja
4. selalu bekerja keras, berjuang dan rela berkorban demi mencapai kesuksesan


Contoh sikap ulet dan pantang menyerah:
Seorang siswa belajar tentang bagaimana merakit sebuah komputer. Untuk yang pertama kalinya dia mengalami kegagalan yang sangat fatal. Kemudian ia bertanya kepada instrukturnya tentang beberapa hal yang tidak ia pahami. Setelah itu siswa tersebut kembali mencoba dan mencoba terus sampai akhirnya ia berhasil merakit komputer itu dengan sempurna


















ARTI SABAR
Memulai sebuah usaha memang membuat orang merasa yakin sukses dan bersemangat untuk menjalankan. Hal tersebut memang penting dan bisa menjadi modal penting dalam menjadi wirausaha, percaya diri dan semangat. Akan tetapi, hal itu terkadang menjadi bumerang bagi diri sendiri dan menjadi pemacu hal-hal yang kontra-produktif bagi usaha yang sedang dirintis, karena kebanyakanwirausahawan sering hanya berpatokan dengan hasil akhir dan terkadang lupa untuk bersabar dan lebih fokus terhadap apa yang dihadapi saat ini.
Bersabar itu penting. Sabar adalah salah satu aspek penting yang dimiliki oleh para pengusaha sukses. Terkadang orang salah mengartikan kata sabar sebagai sikap nerimo alias pasrah, tanpa ada keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih. Hal ini tidak dapat dihindarkan dikarenakan di dalam pola interaksi masyarakat kita sudah terbentuk skeptis tentang arti sabar. Seorang pengusaha yang baik, mengerti benar bagaimana untuk bersabar dalam menjalankan bisnis, karena kesabaran tersebut menawarkan banyak manfaat, seperti menghindarkan dari permasalahan yang timbul karena salah melangkah dan jika dia jeli maka dia akan mendapatkan peluang dari keadaan yang ada.
Ketidaksabaran seringkali membuat para pengusaha terjebak dalam problematika yang tercipta karena dirinya sendiri dengan keputusan-keputusan yang diambilnya dengan tergesa-gesa, bahkan problematika tersebut dapat membuat usaha yang telah dibangun tersebut berhenti disitu saja.
Sabar memiliki manfaat dan peran dalam berusaha, karena dengan kesabaran kita dapat menjalankan usaha dengan seimbang dan berkelanjutan. Sabar dapat menjadi tools (alat) kita untuk menilai kembali tindakan-tindakan yang kita lakukan sehingga kita dapat terselamatkan dari kesalahan-kesalahan yang dapat menjebak kita dalam berusaha. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dapat kita hindari dengan bersabar :
1. Sabar dapat menghindarkan overspending
Dalam memulai usaha ataupun membangun suatu usaha, investasi diperlukan. Yang harus kita cermati adalah sudahkah kita mengelola uang itu secara baik dan benar? Banyak pengusaha baru yang baru saja mendapat modal (dan terkadang lebih dari cukup) lupa bahwa modal tersebut harus digunakan sesuai dengan daya gunanya. Seringkali mereka jor-joran dalam menggunakannya, sehingga terkadang modal tersebut tidak tepat guna dan pada akhirnya merasa menyesal karena sebetulnya mereka belum membutuhkan hal-hal tersebut. Gunakanlah modal yang ada sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengelolaan modal kita dapat berlangsung efektif, tepat guna dan efisien.
2. Sabar dapat menghindarkan overhiring
Dengan banyaknya kisah sukses dan rahasia sukses yang beredar di masyarakat, terkadang membuat kita berfikir untuk memulai usaha dengan profesional dan memiliki struktur organisasi yang mantap yang didukung oleh orang-orang hebat dibelakangnya. Hal tersebut akan menyebabkan kita memiliki beban gaji yang belum tentu kita butuhkan pada saat memulai usaha. Contohnya seperti kita mempekerjakan customer service manager, padahal kita belum membutuhkannya pada saat memulai usaha. Bagi kita yang baru memulai, disarankan untuk membuat struktur organisasi sesimpel mungkin dan mempekerjakan orang sesuai dengan kebutuhan, dengan begitu akan terjadi keseimbangan antara beban gaji dengan beban kerja yang ada.
3. Sabar dapat menghindarkan kita dari overreact
Perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha pada masa kini berlangsung begitu cepat, dan seringkali membutuhkan tindakan dan reaksi yang cepat untuk menjaga usaha untuk tetap hidup. Tapi terkadang orang kurang bersabar dan terkesan terburu-buru dalam menghadapi perubahan dantantangan baru. Padahal jika dihadapi dengan tenang, perubahan yang terjadi bukanlah perubahan yang permanen melainkan temporer, sehingga tidak memerlukan reaksi ekstrim,seperti terburu-buru memikirkan exit strategy atau melakukan investasi secara panik. Disarankan untuk tetap berpegang pada framework yang telah ditulis dalam bisnis plan kita.
4. Sabar dapat menghindarkan kita dari overconfident
yang dimaksud dengan overconfident disini adalah kita terlalu percayadiri dan ingin segera menikmati hasil tanpa perhitungan yang tepat. Jujur ketika usaha kita mulai menghasilkan keuntungan kita sering merasa gatal untuk segera menikmati hasilnya. Ada baiknya kita memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan bisnis dan melakukan perencanaan keuangan sehingga akan seimbang antara keuntungan yang dapat kita nikmati dan kita gunakan untuk mengembangkan bisnis kita.
5. Sabar dapat menghindarkan bisnis kita dari Game Over
Setelah bersabar dan menghindari berbagai macam over yang diatas, maka kita akan dijauhkan dariGame Over nya bisnis kita.  Banyak bisnis yang mati dan tidak berkembang karena pemilik/pelaku usahanya kurang sabar dalam menyikapi berbagai isu detil usahanya.  Tentunya Game Over bukanlah opsi bagi kita, karena sukses adalah satu-satunya opsi bagi kita. [YG/kabarukm.com]




Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[rujukan?] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[rujukan?] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?]
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[rujukan?] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[rujukan?] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya[rujukan?] dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.[rujukan?]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Daftar isi
  [sembunyikan]
7         1 Etimologi
8         2 Sejarah kewirausahaan
9         3 Proses kewirausahaan
                5.1 Tahap memulai
                5.2 Tahap melaksanakan usaha
                5.3 Tahap mempertahankan usaha
                5.4 Sikap wirausaha
13      8 Referensi
14      9 Pranala luar
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.[rujukan?] Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.[rujukan?] Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.[rujukan?] Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.[rujukan?]
Sejarah kewirausahaan[sunting | sunting sumber]
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.[rujukan?] Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.[rujukan?] Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal denganunternehmer.[rujukan?] Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.[rujukan?] Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.[rujukan?] Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[rujukan?]DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.[rujukan?] Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.[rujukan?]
Proses kewirausahaan[sunting | sunting sumber]
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[rujukan?] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[rujukan?] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[rujukan?] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[rujukan?] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[rujukan?]
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan[sunting | sunting sumber]
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
15      Percaya diri
16      Berorientasikan tugas dan hasil
17      Berani mengambil risiko
18      Kepemimpinan
19      Keorisinilan
20      Berorientasi ke masa depan
21      Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
22      Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
23      Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
24      Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
25      Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
26      Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
27      Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
28      Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Tahap-tahap kewirausahaan[sunting | sunting sumber]
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai[sunting | sunting sumber]
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]
Tahap melaksanakan usaha[sunting | sunting sumber]
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[rujukan?]
Tahap mempertahankan usaha[sunting | sunting sumber]
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?]
29      Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[rujukan?]

Sikap wirausaha[sunting | sunting sumber]
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
30      Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.[rujukan?] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[rujukan?] Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[rujukan?]Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[rujukan?] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[rujukan?] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.[rujukan?] Wirausahawan harus taat azas.[rujukan?] Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.[rujukan?] Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[rujukan?]
31      Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[rujukan?] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[rujukan?] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[rujukan?] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[rujukan?]
32      Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.[rujukan?] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[rujukan?]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.[rujukan?]
33      Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.[rujukan?] Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.[rujukan?] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[rujukan?] Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[rujukan?]
34      Mandiri
Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.[rujukan?] Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.[rujukan?]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.[rujukan?]
35      Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.[rujukan?]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[rujukan?]Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.[rujukan?]
Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha[sunting | sunting sumber]
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
36      Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
37      Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
38      Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
39      Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
40      Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
41      Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
42      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
43      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional[sunting | sunting sumber]
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
44      Menciptakan lapangan kerja
45      Mengurangi pengangguran
46      Meningkatkan pendapatan masyarakat
47      Mengombinasikan faktorfaktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
48      Meningkatkan produktivitas nasional



Jangan lupa di comment yaa!!!! :)))))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar