Selasa, 16 Desember 2014

Katup Pengarah Hidrolik

Katup Pengarah pada Sistem Hidrolis

          Katup pengarah hidrolis adalah sebuah katup yang memiliki fungsi utama yaitu mengarahkan aliran tekanan fluida menuju saluran yang ditentukan.

Adapun tugas dari katup pengarah ini adalah mengendalikan arah kerja dari silinder penggerak (actuating cylinder), jika gerakannya bolak-balik (reciprocating movement) dan mengendalikan arah kerja dari motor hidrolis (hydraulic motor), jika gerakannya berputar (rotary movement).

Untuk melakukan tugas tersebut katup pengarah mengarah fluida hidrolis bertekanan ke-silinder penggerak atau motor hidrolis dan mengembalikan fluida ke-tangki fluida (reservoir). Jadi katup pengarah bias dikatan sebagai simpang jalan pada system hidrolis, karena fluida hidrolis mengalir ked an dari silinder penggerak atau motor hidrolis yang terhubung.





Katup pengarah dapat dipasang pada cockpit dekat dengan tempat duduk pilot dan pada bagian lain pada pesawat udara dan diperlukan alat penghubung (remote control) yang dapat dilakukan dengan system kabel penggerak dan system listrik.

Macam – macam katup pengarah

Ada 2 macam katup pengarah yaitu:
1. Poros tertutup (Close Centre)
Katup pengarah jenis Poros tertutup adalah suatu jenis aliran kontrol katup yang digunakan untuk mengarahkan fludia hidrolis bertekanan ke aktuator, dan pada saat yang sama, mengarahkan cairan kembali dari sisi lain dari actuator ke reservoir. Katup pengarah Closed-centre terhubung secara paralel antara pipa menuju actuator dan pipa kembali menuju reservoir. Katup pengarah close centre mempunya 3 jenis yaitu:
1) Tipe Rotor
          Katup pengarah tipe rotor terdiri dari sebuah rumah katup denga 4 buah lubang di pisahkan 90° dengan lubang yang lainnya fungsi dari keempat lubang ini adalah sebagai berikut:
a. Lubang 1, dihubungkan ke pipa system
b. Lubang 2, dihubungkan dengan ke pipa balik (return line)
c. Lubang 3, dibungkan dengan bagian atas silinder penggerak atau actuator
d. Lubang 4, dihubungkan dengan bagian bawah silinder penggerak atau actuator
          Pada rumah katup terdapat sebuah rotor yang dilengkapi dengan hadle katup berfungsi sebagai pemutra rotor keposisi tertentu yaitu posisi menuju Sistem menuju actuator atau Actuator menuju reservoir. Selain posisi tadi ada juga posisi netral pada posisi ini tidak ada fluida yang mengalir dan dari katup pengarah.



2) Tipe Piston
          Katup pengarah tipe piston terdiri dari 6 komponen yaitu Lubang katup kesistem, Lubang katup kepipa balik, 2 Lubang katup menuju silinder penggerak (Actuator), piston geser dan hadle katup.
          Komponen diatas pada katup pengarah tipe piston terdapat rumah katup yang yang masing masing mempunya tugas yaitu:
- Lubang yang dihubungkan kesistem
- Lubang yang dihubungkan ke pipa balik
- 2 Lubang yang dihubungkan ke silinder penggerak
- Piston geser, Saluran yang berlubang dan memanjang
- Handle katu, merupakan perpanjangan dari piston geser
Prinsip kerja
Katup mula – mula memiliki posisi yang netral lubang – lubang yang tersambung pada silinder penggerak tertutup. Fluida bertekanan masuk dari lubang yang terhbung oleh system tetapi hanya sampai dalam katup saja, maka silinder penggerak tidak aktif. Ini adalah tujuannya menempatkan katup pengarah pada posisi netral.
Dari posisi netral hadle penggerak piston geser bergerak dan membuka salah satu katup yang terbung dengan silinder penggerak. Untuk mengalirkan fluida yang ada pada katup dari sistem maka silinder penggerak kembali bergerak kearah sebaliknya untuk membuka katup silinder yang lainnya. Dan katup yang sebelumnya mengalirkan fluida menuju pipa kembali (return line).
3) Tipe Poppet
          Katup tipe poppet terdiri dari rumah katup yang dilengkapi dengan:
- Lubang kepipa sistem
- Lubang kepipa balik
- 2 Lubang ke silinder penggerak
- Poros hubungan (camshaft) digunakan untuk membuka 4 poppet
- 4 buah Poppet
- Pegas – pegas ulir yang dipasang pada tiap – tiap poppet.
- Handle katup




Katup pengarah open centre
         
          Katup pengarah jenis ini digunakan pada bagian landing gear dan flap sayap, dengan komponen yang hamper mirip dengan jenis close centre terdiri dari rumah katup yang dilengkapi oleh:
- Lubang katup kepipa bertekanan sistem
- Lubang katup kepipa balik
- 2 Lubang katup yang tersambung dengan silinder penggerak
- Piston geser
- 2 buah katup pengarah
- 2 buah metering pin
- mekanismas cam yang dihubungkan dengan piston geser, terdiri dari roller, tuas dan pegas ulir. Rolloer dirancang untuk menahan piston geser pada posisi aktif dan pada posisi netral





Keuntungan dari jenis open centre yaitu
1. Tidak ada tenaga motor yang terbuang
2. Faktor ke-ausan pada powerpump dan komponen lain sangat kecil
3. bentuk dari katup pengatur tekanan fluida sederhana
4. power pump dipilih dari tipe sederhana dengan desakan yang konstan
5. hanya di operasikan satu unit saja



Jangan lupa di comment yaa!!!! :)))))

         


Rasi Bintang

Rasi bintang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf7/skins/common/images/magnify-clip.png
Rasi bintang Orion

http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf7/skins/common/images/magnify-clip.png
Orion adalah salah satu rasi bintang yang cukup terkenal. Batas wilayah Rasi bintang Orion digambarkan dalam garis kuning putus-putus.
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.



 

 

 

Komet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.[1]
Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut panjang".[2] Istilah lainnya adalah bintang berekor[3] yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang[3]. Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu.[4] Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari Matahari.[1] Ketika mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.[4] Komet juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.[5] Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda.[5] Panjang "ekor" komet dapat mencapai jutaan km.[2] Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet.[6] Beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari.[6]

Jenis-Jenis Komet

Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.[12]
  • Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat Matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
  • Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati Matahari setiap 3,3 tahun sekali.



Meteor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/30/Meteor_burst.jpg/200px-Meteor_burst.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf7/skins/common/images/magnify-clip.png
Foto langit disaat terjadi hujan meteor.
Meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide.
Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat membentuk impact crater.


Galaxi

Galaksi adalah sebuah sistem masif yang terikat gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu medium antarbintang, dan materi gelap–komponen yang penting namun belum begitu dimengerti.[1][2] Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias (γαλαξίας), yang berarti "seperti susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa Inggris: Milky Way [jalan susu]). Galaksi yang ada berkisar dari galaksi katai dengan hanya sepuluh juta (107) bintang[3] hingga galaksi raksasa dengan seratus triliun (1014) bintang,[4] yang semuanya mengorbit pada pusat massa galaksi masing-masing. Matahari adalah salah satu bintang dalam galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit Matahari.

Kesultanan Cirebon

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2b/Locator_kota_cirebon.pngKesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.
Sejarah
Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban NagariCirebon pada awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran), karena di sana bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau berdagang.
Mengingat pada awalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis, dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon inilah berkembanglah sebutan cai-rebon (Bahasa Sunda:, air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon.[1]
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat
Perkembangan awal
Ki Gedeng Tapa
Ki Gedeng Tapa (atau juga dikenal dengan nama Ki Gedeng Jumajan Jati) adalah seorang saudagar kaya di pelabuhan Muarajati, Cirebon. Ia mulai membuka hutan ilalang dan membangun sebuah gubug dan sebuah tajug (Jalagrahan) pada tanggal 1 Syura 1358 (tahun Jawa) bertepatan dengan tahun 1445 Masehi. Sejak saat itu, mulailah para pendatang mulai menetap dan membentuk masyarakat baru di desa Caruban.
Ki Gedeng Alang-Alang
Kuwu atau kepala desa Caruban yang pertama yang diangkat oleh masyarakat baru itu adalah Ki Gedeng Alang-alang. Sebagai Pangraksabumi atau wakilnya, diangkatlah Raden Walangsungsang, yaitu putra Prabu Siliwangi dan Nyi Mas Subanglarang atau Subangkranjang, yang tak lain adalah puteri dari Ki Gedeng Tapa. Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat, Walangsungsang yang juga bergelar Ki Cakrabumi diangkat menjadi penggantinya sebagai kuwu yang kedua, dengan gelar Pangeran Cakrabuana.[rujukan?]
Pangeran Cakrabuana
Pangeran Cakrabuana adalah keturunan Pajajaran. Putera pertama Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari istrinya yang pertamanya bernama Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa). Raden Walangsungsang, ia mempunyai dua orang saudara seibu, yaitu Nyai Rara Santang dan Raden Kian Santang.
Sebagai anak sulung dan laki-laki ia tidak mendapatkan haknya sebagai putera mahkota Pakuan Pajajaran. Hal ini disebabkan oleh karena ia memeluk agama Islam (diturunkan oleh Subanglarang - ibunya), sementara saat itu (abad 16) ajaran agama mayoritas di Pajajaran adalah Sunda Wiwitan (agama leluhur orang Sunda) Hindu dan Budha. Posisinya digantikan oleh adiknya, Prabu Surawisesa, anak laki-laki Prabu Siliwangi dari istrinya yang kedua Nyai Cantring Manikmayang.[rujukan?]
Ketika kakeknya Ki Gedeng Tapa yang penguasa pesisir utara Jawa meninggal, Walangsungsang tidak meneruskan kedudukan kakeknya, melainkan lalu mendirikan istana Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon. Dengan demikian, yang dianggap sebagai pendiri pertama Kesultanan Cirebon adalah Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana. Pangeran Cakrabuana, yang usai menunaikan ibadah haji kemudian disebut Haji Abdullah Iman, tampil sebagai "raja" Cirebon pertama yang memerintah dari keraton Pakungwati dan aktif menyebarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon.[rujukan?]
Pendirian
Pendirian kesultanan ini sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1552 oleh panglima kesultanan Demak, kemudian yang menjadi Sultan Cirebon ini wafat pada tahun 1570 dan digantikan oleh putranya yang masih sangat muda waktu itu.[2]Berdasarkan berita dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.[2]
Sunan Gunung Jati (1479-1568
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/e/e3/Sunan_Gunung_Jati.jpeg
http://bits.wikimedia.org/static-1.23wmf8/skins/common/images/magnify-clip.png
Lukisan Sunan Gunung Jati
Pada tahun 1479 M, kedudukannya kemudian digantikan putra adiknya, Nyai Rarasantang dari hasil perkawinannya dengan Syarif Abdullah dari Mesir, yakni Syarif Hidayatullah (1448-1568) yang setelah wafat dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dengan gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah.[rujukan?]
Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada Kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai pendiri dinasti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat sepertiMajalengkaKuninganKawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.[3]
Fatahillah (1568-1570)
Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang selama Sunan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja sejak tahun 1568. Fatahillah menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570, dua tahun setelah Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.[rujukan?]
Panembahan Ratu I (1570-1649)
Sepeninggal Fatahillah, oleh karena tidak ada calon lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada cucu Sunan Gunung Jati yaitu Pangeran Mas, putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun.[rujukan?]
Panembahan Ratu II (1649-1677)
Setelah Panembahan Ratu I meninggal dunia pada tahun 1649, pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yang bernama Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayah Pangeran Rasmi yaitu Pangeran Seda ing Gayam atau Panembahan Adiningkusumah meninggal lebih dahulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan nama gelar ayahnya almarhum yakni Panembahan Adiningkusuma yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Panembahan Girilaya atau Panembahan Ratu II
Panembahan Girilaya pada masa pemerintahannya terjepit di antara dua kekuatan kekuasaan, yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram. Banten merasa curiga sebab Cirebon dianggap lebih mendekat ke Mataram (Amangkurat I adalah mertua Panembahan Girilaya). Mataram dilain pihak merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten adalah sama-sama keturunan Pajajaran. Kondisi ini memuncak dengan meninggalnya Panembahan Girilaya di Kartasura dan ditahannya Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya di Mataram.[rujukan?]
Panembahan Girilaya adalah menantu Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kesultanan Mataram. Makamnya di Jogjakarta, di bukit Girilaya, dekat dengan makam raja raja Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul. Menurut beberapa sumber di Imogiri maupun Girilaya, tinggi makam Panembahan Girilaya adalah sejajar dengan makam Sultan Agung di Imogiri.[rujukan?]
Terpecahnya Kesultanan Cirebon
Dengan kematian Panembahan Girilaya, maka terjadi kekosongan penguasa. Pangeran Wangsakerta yang bertanggung jawab atas pemerintahan di Cirebon selama ayahnya tidak berada di tempat, khawatir atas nasib kedua kakaknya. Kemudian ia pergi ke Banten untuk meminta bantuan Sultan Ageng Tirtayasa (anak dari Pangeran Abu Maali yang tewas dalam Perang Pagarage), beliau mengiyakan permohonan tersebut karena melihat peluang untuk memperbaiki hubungan diplomatik Banten-Cirebon. Dengan bantuan Pemberontak Trunojoyo yang disokong oleh Sultan Ageng Tirtayasa,kedua Pangeran tersebut berhasil diselamatkan.
Namun rupanya, Sultan Ageng Tirtayasa melihat ada keuntungan lain dari bantuannya pada kerabatnya di Cirebon itu, maka ia mengangkat kedua Pangeran yang ia selamatkan sebagai Sultan,Pangeran Mertawijaya sebagai Sultan Kasepuhan & Pangeran Kertawijaya sebagai Sultan Kanoman,sedangkan Pangeran Wangsakerta yang telah bekerja keras selama 10 tahun lebih hanya diberi jabatan kecil, taktik pecah belah ini dilakukan untuk mencegah agar Cirebon tidak beraliansi lagi dengan Mataram.
Perpecahan I (1677)
Pembagian pertama terhadap Kesultanan Cirebon, dengan demikian terjadi pada masa penobatan tiga orang putra Panembahan Girilaya, yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom, dan Panembahan Cirebon pada tahun 1677. Ini merupakan babak baru bagi keraton Cirebon, dimana kesultanan terpecah menjadi tiga dan masing-masing berkuasa dan menurunkan para sultan berikutnya. Dengan demikian, para penguasa Kesultanan Cirebon berikutnya adalah:
·         Sultan Keraton Kasepuhan, Pangeran Martawijaya, dengan gelar Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad Samsudin (1677-1703)
·         Sultan Kanoman, Pangeran Kartawijaya, dengan gelar Sultan Anom Abil Makarimi Muhammad Badrudin (1677-1723)
·         Pangeran Wangsakerta, sebagai Panembahan Cirebon dengan gelar Pangeran Abdul Kamil Muhammad Nasarudin atau Panembahan Tohpati (1677-1713).
Perubahan gelar dari Panembahan menjadi Sultan bagi dua putra tertua Pangeran Girilaya ini dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa, karena keduanya dilantik menjadi Sultan Cirebon di ibukota Banten. Sebagai sultan, mereka mempunyai wilayah kekuasaan penuh, rakyat, dan keraton masing-masing. Pangeran Wangsakerta tidak diangkat menjadi sultan melainkan hanya Panembahan. Ia tidak memiliki wilayah kekuasaan atau keraton sendiri, akan tetapi berdiri sebagai kaprabonan (paguron), yaitu tempat belajar para intelektual keraton. Dalam tradisi kesultanan di Cirebon, suksesi kekuasaan sejak tahun 1677 berlangsung sesuai dengan tradisi keraton, di mana seorang sultan akan menurunkan takhtanya kepada anak laki-laki tertua dari permaisurinya. Jika tidak ada, akan dicari cucu atau cicitnya. Jika terpaksa, maka orang lain yang dapat memangku jabatan itu sebagai pejabat sementara.
Perpecahan II (1807)
Suksesi para sultan selanjutnya pada umumnya berjalan lancar, sampai pada masa pemerintahan Sultan Anom IV (1798-1803), dimana terjadi perpecahan karena salah seorang putranya, yaitu Pangeran Raja Kanoman, ingin memisahkan diri membangun kesultanan sendiri dengan nama Kesultanan Kacirebonan.
Kehendak Pangeran Raja Kanoman didukung oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan keluarnya besluit (Bahasa Belanda: surat keputusan) Gubernur-Jendral Hindia Belanda yang mengangkat Pangeran Raja Kanoman menjadi Sultan Carbon Kacirebonan tahun 1807 dengan pembatasan bahwa putra dan para penggantinya tidak berhak atas gelar sultan, cukup dengan gelar pangeran. Sejak itu di Kesultanan Cirebon bertambah satu penguasa lagi, yaitu Kesultanan Kacirebonan, pecahan dari Kesultanan Kanoman. Sementara tahta Sultan Kanoman V jatuh pada putra Sultan Anom IV yang lain bernama Sultan Anom Abusoleh Imamuddin (1803-1811).
Perkembangan terakhir
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Cirebon tidak lagi merupakan pusat dari pemerintahan dan pengembangan agama Islam. Meskipun demikian keraton-keraton yang ada tetap menjalankan perannya sebagai pusat kebudayaan masyarakat khususnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Kesultanan Cirebon turut serta dalam berbagai upacara dan perayaan adat masyarakat dan telah beberapa kali ambil bagian dalam Festival Keraton Nusantara (FKN).
Umumnya, Keraton Kasepuhan sebagai istana Sultan Sepuh dianggap yang paling penting karena merupakan keraton tertua yang berdiri tahun 1529, sedangkan Keraton Kanoman sebagai istana Sultan Anom berdiri tahun 1622, dan yang terkemudian adalah Keraton Kacirebonan dan Keraton Kaprabonan.
Pada awal bulan Maret 2003, telah terjadi konflik internal di keraton Kanoman, antara Pangeran Raja Muhammad Emirudin dan Pangeran Elang Muhammad Saladin, untuk pengangkatan tahta Sultan Kanoman XII. Pelantikan kedua sultan ini diperkirakan menimbulkan perpecahan di kalangan kerabat keraton tersebut.


WISATA BUDAYA DI KOTA CIREBON

 Kota yang terletak di dekat perbatasan Jawa Tengah ini memiliki beberapa obyek wisata yang menarik untuk dilihat, khususnya peninggalan-peninggalan bersejarah yang berkaitan dengan syiar Islam yang dilakukan oleh salah satu tokoh Wali Songo, Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9QhxnCiyibL-C3b3M-n81xvZ2K5pzL0WVMJuUH66_H7EyDcD-pOgWTQXaj5gMFHYgbX_XyvNyj0NwkB-tX-8nVpkjpjksHQewpYFg34BLeHC7f9TKKNlV7yiOMLj2LlPHvgAharq1ab4/s320/6753513.jpg
Kota Cirebon juga menjadi salah satu kota pelabuhan terpenting di pantai utara Jawa setelahJakarta dan Semarang. Disini akan dijumpai pelabuhan Cirebon, pelabuhan yang memiliki peran strategis dalam hal perdagangan sejak masa Sunan Gunung Jati masih berkuasa. Kapal-kapal asing yang mengangkut barang-barang niaga dari dan ke. Pemandangan itu pun masih kita temui hingga saat ini. Bila kita berjalan-jalan di sore hari, maka akan kita saksikan puluhan kapal-kapal besar tengah bersandar di dermaga.



Selain itu Cirebon telah lama dikenal sebagai pusat penghasil kain batik, terutama Batik Trusmi. Dan kota ini juga terkenal dengan kesenian tari topeng dan musik tarling yang menggabungkan suara gitar, suling dan suara manusia dalam perpaduan yang harmonis. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiN_2aEUhku0OB0Dc3rA5viBGaV825W61rUpSlq7PouQ4QSm2PwIV61Ebn1wYUZzRfeg_FPBUbwf1tCWWQyR9dwgUKdd1CWm37jucBhu134OVD8Cuz47FIEU06hemCIQQcDsxZsYUf6gYY/s320/sendbinaryadasp1.jpeg


Di Cirebon, yang dapat Anda lihat atau lakukan adalah sebagai berikut:
Berziarah ke makam Sunan Gunung Jati.
Memancing di tepi Pelabuhan Cirebon.
Menyaksikan kesenian tari topeng dan musik tarling.
Menyaksikan acara budaya seperti Grebeg Maulud yang diadakan setiap tahunnya untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Mengunjungi keraton-keraton di Cirebon.
Sejak dulu Cirebon terkenal dengan sebutan Kota Udang, maka dari itu kurang lengkap rasanya apabila Anda tidak membeli oleh-oleh makanan khas yang terbuat dari udang seperti kerupuk udang, terasi, kecap sampai abon yang terbuat dari udang maupun ikan asin dan lain-lain. Jika Anda mengincar batik Cirebon sebagai oleh-oleh Anda, maka Anda bisa mengunjungi Desa Trusmi, sekitar 5 kilometer dari kota Cirebon. Anda juga bisa berburu kerajinan tangan seperti topeng khas Cirebon
ADAT ISTIADAT MASYARAKAT KOTA CIREBON
1.Syawalan Gunung Jati
Syawalan Gunung Jati merupakan tradisi ziarah pada bulan syawal setelah idul fitri ke makam Sunan Gunung Jati. Pada bulan ini, masyarakat Cirebon biasa melakukan ziarah dan tahlilan di makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Setiap Syawalan biasanya tempat ziarah makam Sunan Gunung Jati dipenuhi para peziarah hampir dari semua daerah Cirebon dan daerah lain di sekitarnya.
2. ganti Walit
Ganti 
Walit adalah upacara adat di makam kramat Trusmi Cirebon. Upacara yang dilaksanakan setiap tahun di Makam Kramat Trusmi ini bertujuan untuk mengganti atap makam keluarga Ki Buyut Trusmi yang menggunakan Welit (anyaman daun kelapa). Upacara ini dilakukan oleh masyarakat Trusmi Cirebon. Biasanya dilaksanakan setiap tanggal 25 bulan Maulud.
3. Rajaban
Rajaban adalah tradisi upacara dan ziarah ke makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan di Plangon. Rajaban umumnya dihadiri oleh para kerabat dari keturunan kedua pangeran tersebut. Ziarah ini dilaksanakan setiap tanggal 27 Rajab. Obyek wisata ini terletak di Plangon Kelurahan Babakan Kecamatan Sumber, kurang lebih 1 Km dari pusat kota Sumber.
4. Ganti Sirap
Ganti Sirap merupakan upacara 4 tahunan (dilaksanakan setiap 4 tahun sekali) di makam kramat Ki Buyut Trusmi untuk mengganti atap makam yang menggunakan Sirap. Upacara ini biasanya dimeriahkan dengan pertunjukan wayang kulit dan terbang. Sirap adalah bahasa Cerbon yang atap.
5. Muludan
Muludan merupakan upacara adat yang dilaksanakan setiap bulan Mulud (Maulud) di Makam Sunan Gunung Jati. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan /menyuci Pusaka Keraton yang dikenal dengan istilah ”Panjang Jimat”. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 8-12 Mulud. Sedangkan pusat kegiatannya berada di sekitar Kraton Kasepuhan.
6. Salawean Trusmi 
Selawean Trusmi merupakan salah satu kegiatan ziarah yang dilaksanakan di Makam Ki Buyut Trusmi. Dalam ziarah, biasanya diisi dengan tahlilan di makam Ki Buyut Trusmi. Selawean (bahasa Cerbon) berarti dua puluh lima, oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan setiap tanggal 25 bulanMulud.
7. Nadran
Nadran atau pesta laut, sesuai dengan namanya, dilaksanakan oleh masyarakat nelayan sebagai upacara terima kasih kepada Sang Pencipta (Allah SWT) yang telah memberikan rezeki dengan tujuan untuk mengharapkan keselamatan. Upacara Nadran dilaksanakan hampir sepanjang pantai (tempat berlabuh para nelayan) dengan kegiatan yang sangat bervariasi. Upacara ini dilaksanakan setiap satu tahun sekali.














Kondisi Ekonomi Kerajaan Cirebon
EKONOMI
             Sebagai sebuah kesultanan yang terletak diwilayah pesisir pulau Jawa, Cirebon mengandalkan perekonomiannya pada perdangangan jalur laut. Dimana terletak Bandar-bandar dagang yang berfungsi sebagai tempat singgah para pedagang dari luar Cirebon. Juga memiliki fungsi sebagai tempat jual beli barang dagangan. Dari artikel yang ditulis oleh Uka Tjandrasasmita, yang dibukukan dalam sebuah buku kumpulan artikel oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. Dituliskan sebuah artikel yang berjudul “Bandar Cirebon dalam Jaringan Pasar Dunia”, dalam artikelnya terbagi menjadi 3 periode, yaitu: Bandar Cirebon masa pra-islam, Bandar Cirebon masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan islam, dan masa pengaruh kolonial.
            Pada masa pra-islam Cirebon masih dalam kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran. Pada masa ini pula terdapat Bandar dagang yang berada di Dukuh Pasambangan dengan bandar Muhara Jati. Kapal-kapal yang berlabuh di bandar Muhara Jati antara lain berasal dari Cina, Arab, Tumasik, Paseh, Jawa Timur, Madura, dan Palembang (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997:56).
Dikatakan bahwa sebelum  Tome Pires (1513) Cirebon masih berkeyakinan Hindu-Buddha. Pada saat ini Ciebon masih dibawah kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran. Menurut cerita tradisi Cirebon mulai memeluk agama islam sekitar tahun 1337 M yang dibawa oleh Haji Purba. Pada abad 14 M perdagangan dan pelayaran sudah banyak dilakukan oleh orang muslim.
Dari cerita Purwaka Caruban Nagari diperoleh informasi bahwa terjadi perpindahan Bandar perdagangan. Bandar dagang yang dahulunya terlertak pada Bandar Muhara Jati di dukuh Pasambangan dipindah kearah selatan yaitu ke Caruban. Alasan mengapa Bandar dagang dipindahkan, menurut cerita Bandar dagang di Muhara jati mulai berkurang keramaiaannya. Caruban sendiri dibangun o0leh Walangsungsangatau Ki Samadullah atau Cakrabumi sebagai kuwu dan seterusnya. Sejak Syarif Hidayatullah, Bandar-bandar di Cirebon makin ramai dan makin baik untuk berhubungan dengan Parsi-Mesir, Arab, Cina, Campa, dan lainnya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997:56).
Dengan kedatangan Belanda keadaan ekonomi di Cirebon dikuasai penuh oleh VOC. Dengan diadakannya perjanjian antara Belanda dengan Cirebon 30 April 1981, Cirebon selalu akan memelihara kepercayaan terhadap Belanda. Akan tetapi, seluruh komoditi perdagangan di Cirebon, dikuasai Belanda, hal ini hanya akan menguntungkan pihak Belanda dan merugikan Cirebon. Belanda menerapkan monopoli perdagangan dan pertanian, salah satu contohnya yaitu kebijakan menanam 10 pohon kopi tiap kepala keluarga di Priangan Timur. Juga dengan surat perintah tanggal 1 Maret 1729.
Dari gambaran diatas kita kenali bahwa pihak kesultanan sendiri dalam menjalankan perekonomian terutama terhadap komoditi-komoditi ekspor kurang, peranannya lebih banyak ditangan Belanda. Hal itu semuanya jelas dampak negative pengaruh kolonialisme Belanda sejak perjanjian tahun 1981 dan seterusnya. Dengan perjanjian-perjanjian tersebut Belanda sejak Kompeni menginginkan penguasaan atas daerah subur produksi kopi dan lainnya dapat terlaksana, disamping rasa ketakutannya terhadap penguasaan daerah Priangan Timur itu dikuasai oleh Banten dan juga Mataram (Departemen Pendiidikan dan Kebudayaan, 1997:67).
Selain yang telah dibahas diatas, keadaan ekonomi yang diterangkan oleh Uka Tjandrasasmita. Dapat dilihat pula keadaan perekonomian dari sumber lainnya. Selain perdagangan dan pelayaran. Perekonomian Cirebon juga ditunjang oleh kegiatan masyarakatnya yang menjadi nelayan. Cirebon juga dikenal sebagai kota udang, artinya Cirebon juga memiliki satu komoditi dagang utama yaitu terasi, petis dan juga garam.

Dalam kehidupan ekonomi juga masih ada peran dari orang asing. Orang asing tersebut menjadi syahbandar atau yang mengantur tentang ekspor impor perdagangan. Cirebon yang menjadi syahbandarnya yaitu orang-orang Belanda. Alasan mengapa syahbandar diambil dari orang-orang asing, karena orang-orang asing dianggap lebih mengetahui tentang cara-cara perdagangan. Di kota Cirebon juga terdapat pasa tertua yaitu pasar yang terletak di timur laut alun-alun kraton Kasepuhan dan lainnya di sebelah utara alun-alun kanoman.