Kamis, 25 Juni 2015

Contoh Laporan Praktek Kerja Industri Penerbangan

LAPORAN  PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI
PT . SRIWIJAYA AIR
SOEKARNO HATTA - JAKARTA



                                                                

















Di Susun Oleh ;
                      Nama                         : Antonius Adi Nugroho
                      Program Keahlian    : Airframe Powerplant
                      Kelas                         : XI – AP4



SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 29 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2015 – 2016
Alamat :Jalan Prof.Joko Sutono SH No.1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12170
Telepon :(021) 7222471
LEMBAR PENGESAHAN I
PRAKERIN PT. SRIWIJAYA
Jakarta, 30 Juni 2015

Dengan ini mengesahkan laporan yang telah disusun oleh siswa :
Nama :  Antonius Adi Nugroho
Kelas : XI-AP4
Berdasarkan dengan ilmu yg telah mereka peroleh selama prakerin kami selaku Pembina telah mengesahkan laporan ini .

Menyetujui,

Chief LM Crew D Sriwijaya Air                                 Manager  LM  Sriwijaya Air



     Nonaame                                                                             noname      














LEMBAR PENGESAHAN II
SMK NEGERI 29 JAKARTA
Jakarta, 26 Juni 2015

Dengan ini mengesahkan laporan yang telah disusun siswa :
Nama :Antonius Adi Nugroho
Kelas :XI-AP4
            Berdasarkan ilmu yang telah mereka peroleh selama prakerin di PT . Sriwijaya Air kami selaku Pembina telah mengesahkan laporan ini.

Menyetujui,

KEPALA SEKOLAH                                                           WAKA.BID. HUMAS



Drs.                                                                                               No Name
NIP.                                                                                        NIP.












KATA PENGANTAR

Salam damai sejahtera bagi kita semua
     Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan praktek kerja industri ini kami tulis atas dasar semua yang telah penulis dapatkan selama mengikuti praktek kerja industri di PT. Sriwijaya Air selama kurang lebih 2 bulan (12 Mei 2015 sampai dengan 30 Juni 2015). Dimana kami ditempatkan di bagian Line Maintenance.
      Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) sendiri merupakan kegiatan yang bersifat wajib untuk setiap taruna/taruni Kelas IX Sekolah Menengah Kejuruan 29 Jakarta sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan ke semester berikutnya dan sebagai upaya untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja.
     Dalam penulisan laporan ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada Tuhan Yang Maha esa dan kepada kedua orangtua, saudara dan teman-teman yang telah membantu kami dan mendukung kami di dalam melaksanakan praktek kerja industri ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, guru-guru, maupun pihak instansi, yang telah memberikan bimbingan selama melaksanakan Praktek Kerja Industri.
     Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Kami berharap pembaca dapat memaklumi, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.

Jakarta, 26 juni 2015
Penyusun,



  Antonius Adi Nugroho
                                                                                                  NISN: 9971329065                                                                                                                              



DAFTAR ISI

Sampul depan/Halaman depan...............................................................................................
Lembar Pengesahan I.............................................................................................................i
Lembar Pengesahan II............................................................................................................ii
Kata pengantar........................................................................................................................iii
Dafrar isi..................................................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan.................................................................................................................

1.1  Latar Belakang..................................................................................................................6
1.2  Tujuan...............................................................................................................................6
1.3  Manfaat.............................................................................................................................7
1.4  Pelaksanaan Praktek........................................................................................................7
1.5  Tempat dan waktu.............................................................................................................7
1.6  Sasaran.............................................................................................................................7

Bab II Uraian Umum

2.1 Sejarah Perusahaan.........................................................................................................8
2.2 Arti Logo dan Warna.........................................................................................................9

Bab III Teori Serta Prosedur Kerja Di Lapangan

3.1 Penjelasan dan bagian-bagian Transit Check.................................................................10
3.2 Penjelasan dan bagian-bagian Dialy Check....................................................................11
3.3 Penjelasan Before Departure Check...............................................................................17
.
Bab IV Penjelasan Beberapa bagian selama Prakerin

4.1 Penjelasan yang di dapat selama prakerin......................................................................17

Bab V Hasil Laporan Harian Kegiatan Praktek Kerja Industri

4.1 Laporan Harian Selama Prakerin.....................................................................................34

Bab VI Penutup

5.1 Kesimpulan......................................................................................................................39
5.2 Saran Terhadap pihak Sekolah.......................................................................................40
5.3 Saran Terhadap pihak Instansi........................................................................................40













Bab I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah salah satu wadah bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengetahui ruang lingkup dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh setiap siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mendorong para siswa guna memperoleh pengalaman baru dan keterampilan secara langsung, juga untuk mengetahui lebih jauh tentang keadaan dan cara kerja di instansi/perusahaan bersangkutan serta dapat menerapkan teori yang diperoleh dari sekolah.
Pendidikan ini dapat mendorong terwujudnya visi dan misi sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 29 Jakarta yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai di dunia usaha dengan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang terampil dan penuh inovatif.
Ada beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan putusan Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :
Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan;
Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, serta Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah dan Pendidikan diluar sekolah”

B.   Tujuan Praktek Kerja Industri
1.    Meningkatkan, memperluas serta memanfaatkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kompetensi keahlian yang telah dipilih
2.    Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan siswa untuk memasukin lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya
3.    Meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha profesional dalam lapangan kerja seperti struktur organisasi, jenjang karir, manajemen usaha, dan lain lain
4.    Memberikan kesempatan pada siswa membiasakan diri dan bersosialisasi pada suasana lingkungan kerja yang nyata
5.    Melatih para siswa agar memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, dan teliti terhadap pekerjaan yang dikerjakan


C.      Manfaat Praktek Kerja Industri
1. Dapat mengenali suatu pekerjaan industri dilapangan sehingga setelah selesai dari SMK 29 Jakarta dan terjun kelapangan kerja industri dapat memandang suatu pekerjaan yang tidak asing lagi baginya.
2. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang professional dan handal.
3. Untuk mengasa keterampilan yang telah diberikan disekolah dan juga sesuai dengan  Visi dan Misi SMK 29 Jakarta
4. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki  tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
5. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya

D.    Pelaksanaan praktek
1.    Dialy Check
2.    Transit Check
3.    Before Departure Check

E.     Tempat dan Waktu
·         Tempat : PT. Sriwijaya Air
Line Maintanance
Bandara International Soekarno Hatta – Jakarta, Terminal 1 B
·         Waktu :    12 mei 2015 – 30 Juni 2015

F.     Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap serta pola tingkah laku yamg diperlukan bagi propesinya serta cakap dan tepat menggunakannya dalam penyelenggaraan menejemen baik di sekolah maupun diluar sekolah





Bab II
URAIAN UMUM

SEJARAH SRIWIJAYA AIR
PT Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi pionir berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Sriwijaya Air didirikan dengan tujuan untuk menyatukan seluruh kawasan Nusantara seperti keinginan raja kerajaan Sriwijaya dahulu yang berasal dari kota Palembang. Keinginan tersebut kemudian diwujudkan melalui pengembangan transportasi udara.
Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Pada mulanya Sriwijaya Air hanya mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang kemudian seiring waktu terus ditambah hingga memiliki 15 armada Boeing 737-200. Sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik, Sriwijaya Air kemudian menambah dan memperluas jangkauan penerbangannya dari Barat ke Timur sekaligus menambah pesawat dengan seri yang lebih baru,yaitu Boeing 737-300,Boeing 737-400, Boeing 737-500W,dan Boeing 737-800NG.
Maskapai ini sempat memesan 20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada Paris Airshow 2011,namun kemudian pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional, dan kemudian digantikan oleh Boeing 737-500W. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa Sriwijaya Air akan memesan Embraer kembali,yang akan dialokasikan ke anak perusahaannya, yaitu NAM Air.
Pada 1 Agustus 2011, Sriwijaya Air meluncurkan buku panduan berbahasa braille dan program khusu untuk penanganan terhadap para Tuna Netra yang terbang dengan maskapai tersebut. Para awak kabin telah dilatih secara khusus untuk menangani penumpang yang memiliki kelemahan tersebut,diantaranya dengan cara pendekatan personal dan dengan sentuhan fisik.
Selain itu, tenaga kerja Sriwijaya Air merupakan sumber daya manusia pilihan yang terampil, ramah dan terpecayya. Sesuai dengan moto Sriwijaya Air ‘’your Flying Partner”, kini anda dapat melakukan reservasi secata myaman dan mudah selama 24 jam.





ARTI LOGO DAN WARNA
Logo
  • berupa RU-YI (Cina), yang berarti bahwa apa yang kita inginkan atau usahakan harus yakin  tercapai
Warna Putih
·         Melambangkan semua karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang bersih, sebersih warna dasar armada Sriwijaya Air
Warna Biru
·         Melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana ke seluruh pelosok Nusantara tercinta
Warna Merah
·         Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus berani dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan
Tulisan Sriwijaya Air
·         Melambangkan bahwa Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang besar dan terkenal seperti Kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional
Lekukan Hati diatap Pesawat
·         Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan harus mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan









Bab III
Teori & Praktek Kerja Lapangan

A.   Transit Check
Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan saat transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat untuk memastikan bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan struktur, semua sistem berfungsi dengan sebagaimana mestinya, dan servis yang diharuskan telah dilakukan. Berikut adalah salah satu presedur bagian-bagian dari transit check;
      i.        Arrival
-Prepare area/bay for aircraft arrival.
- Prepare equipments, clean the area and observe all safety precautions.
-connect interphone ground/cockpit communication.
-Release parking break after wheel chocks are in place.
-review & disccuss with the crew regarding AML and CML log entires.

    ii.        Nose Section
-Check crew oksigen discharge indocator.
-Check nose gear strut, tires and wheel well component.
-Check TAT, Pitot and static probes, angle of attack sensor for any damage.

   iii.        Fuselage
-Check radome, fuselage access/ service pannels, cabin windows, hatches and all antennas from ground level for any damage.
-Check drain masts for any fluid leakage.

   iv.        Wing and Main Landing Gear
-Check wing area, flight control surface ans static discharge for condition.
-Check main Landing Gear and wheel well area for any damage, loose or missing components .
-Check main landing gear shock strut for any leakage.
-Check wheels, tires and brake wear pins for conditions
Check that flame arrestor pressure relief valve poppet is fulshed.

    v.        Engines
-Check engine CSD oil quantity.
- Check thrust reversers, exchaust tail plug, exchaust case strut, visible turbine blades 4th stage blades on LPT for any damage and evidance of metal and/or oil communication.
-Check engine air intake, nose cowl, visible fan blades for any damage and FOD.
- Check engine area for any sign for fuel and/ or hydrolic leakage.
   vi.        Tail Section
-Check APU fire bottle dischage indication & pressure indicator.
-Check vertical fin, rudder, horizontal stabilizer, elevator, static discharge for any damage and part from ground level.

 vii.        Cockpit/Cabin
-Check boom set for presence & completeness.
-Check coclpit including windows and all displays for general condition and cleanliness.
-Check all aircraft documents for completeness and validity.
-Check cabin/& lavatory condition for general cleanliness.


viii.        Fueling
-obtain water free fuel samples & specific gravity from truck prior to refueling.
-refuel aircraft as required  for dispatch, record are requaired  on the fueling order.
-Ensure refuel coupling caps and furling door  is secured, dipstick are retraced & secured.
   ix.        Pre Departure
-Ensure portable water system and lavatory waste tank are serviced.
-Briefing reccuring defect to flight crew all doore and service panels are properly closed and loced.



B.   Dialy Check
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam setelah daily check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah diprediksi akan ground stop minimal selama empat jam. Inspeksi ini mencakup pemeriksaan komponen, pemeriksaan keliling pesawat secara visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya ketidaksesuaian, melakukan pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem operasional. Berikut adalah bagian-bagian dari Dialy Check ;

a)    Arrival
-Prepare area/bay for aircraft arrival.
- Prepare equipments, clean the area and observe all safety precautions.
-connect interphone ground/cockpit communication.
-Release parking break after wheel chocks are in place.
-review & disccuss with the crew regarding AML and CML log entires.
-Ensure Emergency light switch in the cockpit is switched.




b)   Fuselage
-Check radome, fuselage access/ service pannels, cabin windows, hatches and all antennas from ground level for any damage.
-Verify  that all doors and service panels are properly closed and locked.
-Check drain masts for any fluid leakage.
-Check TAT, Pitot and static probes, Angle Of Attack sensor for condition
-Ensure pitot &static covers are instalted.
-Check all external light.


c)    Cargo Compartment
-Check fly away kit for presence & security (for overseas flight).
-Check forward & aft cargo compartrment door, seal, door lanyard and counter balance for condition.
-Check forward & aft cargo compartment floor, ceiling, side wall and liner for any damage, tears, punctures & cleanliness.
- Check forward & aft cargo compartment cargo handling nets and tie down equipments for any tears, cracks, condition & security of installation.

d)   Landing Gear and Wheel Well
-Check nose and main gear tieresand wheels for any damage.
-Inspect nose and main landing gear wheel well area including door and hydrolic components for condition and any sign of leakage.
-inspect all wheel well lights.
-clean nose and main landing gear downlock-red mark indicator.
-Visually check condition of nose and main landing gear viewing windows and clean as required.
- Check hydrolic reservoir quantity, engine fire extinguisher bottle and brake accumulator for condition.
-Check NLG & MLG shock struts for leaks & normal extension, and wipe exposed surface of all shock strut piston by using a cloth with MIL – H 5606 fluid, then continue wiping out the excess with dry cloth.
Check brake system & wear indicator pins with parking brake set at hydrolic system pressure 3000 psi
-Check “INFLATE WITH NITROGEN ONLY” placard avaiblitty
-Check nose and main gear tires for proper inflation. Record tire pressure
B737-300
Nose – Min:166 psi, Max :172 psi
Main – Min:200 psi, Max :208 psi
B737-400
Nose – Min : 174 psi, Max 184 psi
Main – Min: 185 psi, Max 192 psi


e)    Wing
-Check wing lower surface are including fuel tank vents, wing leading edges, wing trailing edges, and static discharge for condition and any sign of fuel or hydrolic leakage
-Ensure that the flight control surface are faired
-Check that flame arrestor pressure relief valve poppet is flushed
-Inspect wing to body fairing for any damage and fasteners missing
-Inspect wing upper surface for any damage and mising vortex generator
-Perform gap check outboard flap carriage spindles on midflap/spindle carriage gap.


 












f)     Engines
-Check engine cowling, inlet cowl, nose radome and visible fan blades and visible fan blades for any damage.
- Check thrust reversers, exchaust tail plug, exchaust case strut, visible turbine blades 4th stage blades on LPT for any damage and evidance of metal and/or oil communication.
- Check engine area for any sign for fuel and/ or hydrolic leakage.
-Check engine oil quantity after 5 minutes from the engine shut dow, but  no greater than 30 minutes
-Cross-check engine oil quantity sight with cockpit indicator min 90%. Record the amount of oil quantity added in the AML.
-Check CSD oil level and servicing as necessary
-Check access panels for condition and security. Verify that all service panels are properly closed and locked




g)   Tail Section
-Check APU inlet exchaust for obvious damage from ground level.
-Check APU fire bottle discharge indicators & pressure indicator.
-Check APU drain mast for fluid leakage.
-Check vertical fin, rudder, horizontal stabilizer, elevator, static discharge for any damage and part from ground level.
-Check tail skid crushable cartidge decal is intact
-Check toilet, water & waste service panel for condition & leakage (blue mark)

h)   Cockpit
-Check windshield, sliding windows and wiper blade for conditio.
-Check that all emergency exit hatches are scured and that handles are properly stowed
-Check captains, F/O and observer seats for condition & security
-Check all display unit and indicators for cleanliness and security
-Check hydrolic brake accumulator pre-chrage pressure, refer to AMM 32-41-00.
-Perform operational check of the communication of the interphone system
-Perform engine, APU and cargo compartment fire extinguisher detection system test.
-Perform standby power system operational test, refer to AMM 24-54-00.
-Check crew oxygen pressure indicator for minimum dispatch pressure.
-Ensure CSD disconnect switches in normal position.
-Check fuel quantity indicator, refer to AMM 28-41-02
-Check hydrolic pressure indication
-Check the validity of navigation data base
-Check passenger signs and low tone chime, refer to AMM 33-25-00
-Ensure APU low oil quantity light is extunguish, refer to AMM 49-94-00
-Perform aural warning module operational test, refer to AMM 31-26-00



i)     Cabin
-Check cabin interior including side walls, ceiling panels, stowage bins, partitions, dado panel and curtain
-Inspect carpet and galley for condition and cleanliness
-Check passenger seat for condition and cleanliness
-Check flight attendent seat for condition and cleanliness. Check on flushing system and water system.
-Inspect the IFE by sampling.
-Check that all emergency equipment for condition, function properly and validity
-Check that all emergency exit hatches are scured and that handles are properly stowed
-Check all emergency lights.


j)     Fuel Drain for Water Contamination
-Drain the main and center fuel tank as necessary until water is no longer exist. Make sure that the aircraft has been stopped for more than 4 hours

k)    Documents
-Ensure that all flight documents
-Ensure that all pilot reports, inspection finding and Deferred Maintanance Item (DMI) have been carried out and logged in the AML/CML

C.   Before Departure Check
Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat berangkat beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya. Untuk bagian-bagian dari inspeksi ini hampir sama dengan prosedur transit check, bedanya ialah jika before departure kita harus benar-benar memastikan system serta keadaan pesawat dalam keadaan OK sehabis pesawat itu RON/istirahat di suatu bandara.













Bab IV
Penjelasan beberapa bagian Inspection selama Prakerin

Inspection adalah pengamatan secara kasat mata (visual ) dan pemeriksaan menggunakan manual yaitu menggunakan buku pedoman perawatan pesawat udara (aircraft maintenance manual book), untuk memastikan kondisi sebuah pesawat udara beserta komponen-komponennya.

Inspeksi pesawat dapat berkisar mulai dari pemeriksaan sederhana sekitar pesawat sampai pemeriksaan secara rinci yang membutuhkan pembongkaran secara menyeluruh dan penggunaan alat bantu pemeriksaan yang kompleks. Sebuah sistem inspeksi terdiri dari beberapa proses, termasuk laporan yang dibuat oleh mekanik atau pilot atau awak yang menerbangkan pesawat udara dan inspeksi reguler pesawat udara. Suatu sistem inspeksi dirancang untuk mempertahankan pesawat dalam kondisi terbaik. Inspeksi menyeluruh dan berulang harus dipertimbangkan sebagai tulang punggung dari program pemeliharaan yang baik. Inspeksi yang tidak terjadwal dan serampangan akan mengakibatkan kerusakan secara perlahan pada pesawat udara. Waktu yang dihabiskan dalam memperbaiki sebuah pesawat yang sering salah dalam penggunaan dan perawatannya total lebih lama dari pada waktu dibutuhkan untuk merawat pesawat yang selalu menjalani inspeksi dan pemeliharaan secara rutin.

Telah terbukti bahwa jika inspeksi dan pemeliharaan preventif dilakukan secara teratur dan terjadwal dapat menjamin kelaikan udara. Kegagalan operasi dan kerusakan peralatan akan bisa berkurang jika pemakaian secara berlebihan atau cacat minor dideteksi dan dikoreksi lebih awal. Pentingnya inspeksi dan penggunaan yang tepat dari catatan tentang inspeksi tersebut tidak bisa terlalu ditekankan.

Inspeksi airframe dan mesin dimulai dari inspeksi preflight sampai inspeksi secara rinci. Waktu interval dan periode pemeriksaan bervariasi sesuai dengan model pesawat yang digunakan dan jenis operasi yang dilakukan. Instruksi pabrik mengenai badan dan mesin pesawat harus dikonsultasikan saat membuat jadwal interval inspeksi.

Pesawat udara dapat diperiksa menggunakan jam terbang sebagai dasar untuk penjadwalan, atau menggunakan sistem inspeksi kalender. Di bawah sistem inspeksi kalender, pemeriksaan yang sesuai dapat dilakukan sesuai jumlah minggu dalam kalender. Pemeriksaan sistem kalender adalah sistem yang efisien menurut sudut pandang manajemen perawatan. Jadwal penggantian komponen dengan ketentuan batas jam operasi biasanya dilakukan selama inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut. Dalam beberapa kasus, batas jam terbang ditentukan untuk membatasi jumlah jam terbang selama interval kalender. 

Pesawat yang beroperasi di bawah sistem jam terbang akan diperiksa ketika jumlah jam terbang tertentu sudah tercapai. Komponen yang dioperasikan dengan ketentuan batas jam terbang biasanya akan diganti setelah inspeksi kalender jatuh mendekati batas jam operasi tersebut.



Teknik / Praktek Pemeriksaan dasar


Sebelum memulai pemeriksaan, pastikan semua plates, pintu akses, fairings, dan cowling telah dibuka atau diganti dan struktur dibersihkan. Ketika membuka untuk memeriksa plates dan cowling dan sebelum membersihkan area sekitar, beri catatan mengenai kebocoran oil dan fluida lain.

Persiapan

Untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, kesepakatan tentang isi dokumen dan / atau referensi informasinya harus diakses dan dipelajari sebelum benar-benar dilaksanakan di pesawat untuk melakukan pemeriksaan. Logbooks yang ada di pesawat harus ditinjau untuk dijadikan sebagai latar belakang informasi dan sejarah pemeliharaan pesawat tertentu. Daftar periksaan atau checklist yang sesuai harus digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada item yang dilupakan atau diabaikan selama pemeriksaan. Selain itu, banyak publikasi tambahan yang tersedia, baik dalam bentuk hard copy atau dalam format elektronik untuk membantu dalam pemeriksaan. Publikasi tambahan ini dapat mencakup informasi yang disediakan oleh produsen pesawat dan mesin, produsen alat, bagian vendor, dan Federal Aviation Administration (FAA).

Log Pesawat (Catatan Kondisi Pesawat)

" Log pesawat," seperti yang digunakan dalam buku ini, adalah termasuk istilah yang berlaku untuk logbook pesawat dan semua catatan tambahan berkaitan dengan pesawat. Log book pesawat tersebut dibuat dalam berbagai format. Untuk pesawat kecil, log book berupa buku catatan berukuran kecil 5 "× 8" . Untuk pesawat yang lebih besar, logbooks berukuran lebih besar. Untuk pesawat udara yang telah dirawat dan diservis sejak lama cenderung memiliki beberapa logbooks.

Logbook pesawat adalah catatan di mana semua data mengenai pesawat dicatat. Informasi yang dikumpulkan di log ini digunakan untuk mengetahui kondisi pesawat, tanggal inspeksi, waktu ,di badan pesawat, mesin dan baling-baling. Hal ini mencerminkan sejarah semua peristiwa penting yang terjadi pada pesawat, komponen-komponennya, dan aksesoris, dan menyediakan tempat untuk menunjukkan kepatuhan pada FAA serta arahan kelaikan udara atau produsen ' yang terdapat dalam service buletin. Semakin komprehensif logbook dibuat , semakin mudah untuk memahami sejarah pemeliharaan pesawat.

Ketika pemeriksaan selesai, data-data harus dientri atau dicatat didalam logbook pesawat yang menyatakan bahwa pesawat dalam kondisi layak terbang atau mungkin harus segera diservis. Ketika melakukan entri pada buku catatan, berhati-hati khususnya untuk memastikan bahwa penulisan dapat jelas dipahami oleh siapa pun yang memiliki kepentingan untuk membacanya di masa yang akan datang. Juga, jika membuat entri catatan dengan cara ditulis tangan, gunakan tulisan tangan yang baik dan mudah dibaca. Untuk tingkat tertentu, organisasi, kelengkapan, dan penampilan dari logbook pesawat berdampak pada nilai pesawat. Logbooks yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi Nilai yang tinggi untuk pesawat.

Daftar Pemeriksaan ( Checklist)

Saat melakukan inspeksi harus menggunakan dokumen checklist. Format checklist bisa didesain oleh Anda sendiri, biasanya item-item yang harus diperiksa sudah dibuat oleh pembuat pesawat , atau model dan format checklist dapat diperoleh dari beberapa sumber lain. Checklist harus mencakup sebagai berikut:

1. Kelompok badan dan lambung (Fuselage and hull group).
a. Kulit pesawat (kain atau plat) ,berkaitan dengan : kerusakan,distorsi, bukti lain dari

kegagalan, dan kerusakan atau ketidak amanan pemasangan sambungan-sambungan.
b. Sistem dan komponen, berkaitan dengan : ketepatan instalasi, cacat yang jelas terlihat, 

dan kepuasan operasi.
c. Tas pembungkus gas, tangki pemberat (ballast), berkaitan dengan kondisi bagian- 

bagiannya.

2. Kelompok Cabin dan kokpit .
a. Yang bersifat Umum, berkaitan dengan hal : kebersihan dan peralatan yang longgar 

yang harus diberi pengamanan .
b. Kursi dan sabuk pengaman, berkaitan dengan : kondisi dan keamananannya.
c. Jendela dan seal jendela ,berkaitan dengan kerusakan dan pecah.
d. Instrumen, berkaitan dengan : kondisi, pemasangan, penandaan, dan (bila 

memungkinkan) untuk ketepatan sistem operasinya.
e. Pengontrol terbang dan mesin, berkaitan ketepatan instalasi dan operasi.
f. Baterai, berkaitan dengan : sistem instalasi dan pengisian (charging).
g. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : ketepatan instalasi , kondisi secara 

umum, cacat yang nampak jelas, dan keamanan pemasangan.

3. Kelompok Mesin dan pelindung mesin.
a. Bagian-bagian mesin, berkaitan dengan :bukti visual kelebihan pelumas, bahan bakar, atau kebocoran hidrolik, dan sumber kebocoran tersebut


b. Baut tanam dan mur (Studs and nuts), berkaitan dengan ketepatan torsi (torque) dan cacat yang nampak.

c. Bagian dalam mesin, berkaitan dengan : kompresi silinder ,partikel logam atau benda asing pada saringan (filter) dan tutup wadah pembuangan. Jika kompresi silinder lemah, periksa dengan benar kondisi internal dan ketidak layakan toleransi komponen-komponen bagian dalam

d. Gantungan mesin, berkaitan dengan : retakan, longgarnya tempat pemasangan, dan kelonggaran mesin saat pemasangan.

e. Peredam getaran fleksibel ,berkaitan dengan : kondisi dan kerusakan.

f. Pengontrol mesin (control lever), berkaitan dengan: kondisi cacat, pergerakan yang tepat, dan pengamanan yang tepat.

g. Saluran, selang, dan klem, berkaitan dengan : kebocoran, kondisi, dan kelonggaran.

h. Saluran /cerobong pembuangan ( exhaust stack) berkaitan dengan : keretakan , kecacatan , dan kondisi pemasangannya.

i. Aksesoris berkaitan dengan :cacat yang jelas dalam keamanan pemasangannya.

j. Semua sistem di pesawat, berkaitan dengan : instalasi yang tepat, kondisi cacat secara umum,dan kemanan pemasangannya.

k. Penutup mesin (Cowling) berkaitan dengan masalah : retak dan cacat.

l. Menghidupkan engine di darat (ground ) dan mengecek fungsi sistem control dan instrument mesin, berkaitan dengan hal : pengecekan semua kontrol mesin ( powerplant) dan sistem untuk melihat respon yang benar, semua instrumen dapat beroperasi dan indikasi/penunjukannnya benar.

4. Kelompok roda pendarat (landing gear )

a. Semua unit, berkaitan dengan : kondisi dan keamanan pemasangannya.
b. Perangkat Penyerap goncangan /peredam kejut berkaitan dengan ketepatan level fulida.

c. Rangkaian sambungan (Linkage), penopang, dan bagian-bagian lainya, berkaitan dengan 

keausan yang berlebihan, kelelahan, dan distorsi.
d. Mekanisme sistem pelipatan dan penguncian (Retraction and lock mechanism) , berkaitan dengan sistem operasi yang benar.


e. Saluran hidrolik , berkaitan dengan kebocoran.

f. Sistem kelistrikan , berkaitan dengan operasi switch yang benar.

g. Roda (wheel) berkaitan dengan kondisi : retak, cacat, dan bantalan.

h. Ban, melihat kondisi : sobek (wear) dan terkelupas (cuts).

i. Rem , berkaitan dengan penyetelan yang tepat.

j. Pelampung dan sepatu luncur (ski boots), berkaitan dengan : keamanan pemasangan dan cacat yang kelihatan .


5. Bagian sayap dan tengah sayap (Wing and center section)

a. Semua komponen , berkaitan dengan kondisi dan keamanan.
b. Kain dan kulit penutup , berkaitan dengan kerusakan, distorsi,bukti lain dari kegagalan, dan keamanan pemasangannya.

c. Struktur dalam /internal (spar, rib ), berkaitan dengan masalah :keretakan, bengkokan, dan keamanan.

d. Bidang-bidang yang bergerak (movable surfaces) , hal-hal yang harus diperiksa antara lain : kerusakan atau cacat pada kain atau kulit penutup , pemasangan dan pergerakan yang benar.

e. Mekanisme sistem control , berkaitan dengan : kebebasan pergerakan, keselarasan gerak, dan keamanan.

f. Kabel pengontrol , berkaitan dengan : ketegangan yang tepat, alur bentangan kabel (rute) tepat melalui fairleads dan pulley.


6. Kelompok bagian ekor pesawat udara (empennage).

a. Bidang yang tidak bergerak (fixed surface) , hal-hal yang harus diperhatikan adalah :kerusakan atau cacat, kelonggaran sistem pengikat (fastener), dan keamanan pemasangannya.

b.Bidang kontrol yang bergerak , meliputi hal-hal : kerusakan atau cacat , kelonggaran system pengikat (fastener), kekendoran kain , atau pergeseran/distorsi kulit penutup.

c. Kain atau kulit meliputi hal-hal : pengikisan/abrasi, sobek , luka atau cacat, pergeseran /distorsi, dan kerusakan.





7. Kelompok baling-baling (Propeller).

a. Rakitan baling-baling ( Propeller assembly) hal-hal yang harus diperhatikan : retak,goresan, bengkokan (bends), dan kebocoran minyak (hydraulic).

b. Baut , hal yang harus diperhatikan : member torsi dan pengamanan yang benar.

c. Perangkat Anti-icing , hal harus diperhatikan antara lain : cara kerja yang tepat dankerusakan yang terjadi .

d. Pengontrolan mekanisme pengoperasi yang tepat, mengamankan mounting, dan pergerakannya

8. Kelompok komunikasi dan navigasi .

a. Peralatan radio dan elektronik , hal yang perlu diperhatikan: instalasinya benar dan pemasangannya aman.

b. Jaringan pengawatan , hal yang harus diperhatikan : alur yang tepat, pemasangan aman, dan pemeriksaan kerusakan.

c. Bonding dan perisai(shielding), hal harus diperhatikan : kebenaran instalasi dan pemeriksaan kondisinya.

d. Antena, hal yang harus diperhatikan : cek kondisinya, pemasangannya aman, dan operasinya benar.

9. Miscellaneous.

a. Peralatan darurat dan peralatan pertolongan pertama, hal yang harus diperhatikan : kondisi umum dan penyimpanan yang tepat.

b. Parasut, rakit, flare, dan sebagainya: periksa sesuai dengan rekomendasi pabrik /pembuat.

c. Autopilot sistem , hal yang harus diperhatikan : kondisi secara umum, keamanan pemasangannnya, dan ketepatan cara kerjanya .



Daftar checklist seperti yang dijelaskan di atas, akan diperlukan dalam berbagai pemeriksaan (inspection). Setiap perusahaan jasa transportasi penerbangan, harus melakukan berbagai pemeriksaan terhadap armada pesawatnya , agar dapat menjamin kelayakan terbang pesawat yang dimilikinya. Format dan item pemeriksaan setiap perusahaan penerbangan mungkin masing-masing tidak persis sama dan tergantung pada kiblat aturan mana yang digunakan , apakah FAA atau EASA dan sebagainya. Namun demikian secara garis besar
item-item pokok yang paling penting dalam pemeliharaan relatif sama .

Prosedur Refueling

https://veeone120184.files.wordpress.com/2011/09/img00812-20110925-1609.jpg?w=655&h=491
Fuel atau bahan bakar adalah dalah satu faktor yang menunjang kelancaran penerbangan. Tapi pernah kah anda tahu bahwa ada beberapa perarturan dalam pengisian bahan bakar untuk pesawat terbang. Untuk Garuda Indonesia,mereka memiliki beberapa peraturan atau procedure yang harus dipatuhi dalam pengisian bahan bakar di setiap pesawatnya. Berikut adalah yang ingin saya sharing kepada anda beberapa procedure dalam pengisian bahan bakar.
https://veeone120184.files.wordpress.com/2011/09/img00810-20110925-1355.jpg?w=655&h=491
Untuk pengisian pesawat boeing 737-800NG tempat pengisian bahan bakar,terdapat dibawah sayap sebelah kanan. Untuk jenis bahan bakar,Garuda Indonesia menggunakan jenis bahan bakar jet engine A-1 dan hanya boleh diisi oleh petugas yang memiliki sertifikasi sebagai Ground Staff. Untuk bahan bakar jet engine A-1 memiliki freezing point -47c.
Untuk refueling pada malam hari,penerangan pada mobil tanki dan daerah sekitarnya harus memiliki pencahayaan yang bagus,jika aerodrome setempat tidak memiliki fasilitas yang bagus maka,external light pada pesawat harus digunakan semua.
Refueling pada saat thunderstorm atau cuaca yang buruk seperti kilat atau badai,tidak diperbolehkan
Sama hal nya jika kita sedang isi bensin untuk mobil,maka handphone dan alat-alat elektronik lainnya dihindarkan karena dapat menyebabkan kebakaran pada fuel.
Untuk mobil tanki diusahakan tidak menghadap direct langsung pada pesawat,atau dengan kata lain mobil tanki tersebut harus berlawanan arus dengan direct pesawat.
Untuk pengisian dengan penumpang didalam pesawat (refueling with passangger on board) maka terdapat ketentuan-ketentuan lainnya yang harus dipatuhi oleh cockpit crew dan cabi yaitu :
https://veeone120184.files.wordpress.com/2011/09/img00811-20110925-1355.jpg?w=655&h=491
Setidaknya ada satu cockpit crew standby di cockpit untuk berhubungan langsung dengan orang ground
Fasten seat belt harus posisi off
Cabin belakang harus siaga untuk proses evakuasi jika dibutuhkan pada saat emergency
Pintu untuk proses evakuasi harus clear
Dan terakhir adalah semua cabin harus di brifing oleh cockpit untuk selalu siaga jika terjadi emergency.
https://veeone120184.files.wordpress.com/2011/09/img00813-20110925-1609.jpg?w=655&h=491
Itulah beberapa hal yang mungkin perlu anda ketahui tentang proses refueling pada pesawat,semoga bermanfaat bagi anda.

Persiapan Pesawat Sebelum Terbang

Pernahkan anda membayangkan bagaimanakah sebuah maskapai menyiapkan segala sesuatunya sebelum terbang. Selama ini apa yang kita tahu adalah sebatas kita membeli tiket, chek-in, boarding, masuk pesawat, dan terbang ke tujuan. Ternyata sebuah pesawat melakukan serangkaian tahapan persiapan sebelum mereka terbang. Berikut saya tuliskan tahapan-tahapan tersebut yang saya terjemahkan bebas dari NCAA http://www.airlinecouncil.ca/en/prior-to-takeoff.html.
Jauh sebelum para penumpang sampai di bandara, persiapan-persiapan sebelum terbang sudah dilakukan. Para teknisi pesawat bekerja di belakang layar untuk mengecek dan memastikan aspek keselamatan pesawat. Demikian juga dengan petugas dispatcer operasi, mereka menyiapkan dan membuat jadwal penerbangan. Pada saat tahapan pengecekan pesawat sedang dilakukan, para penumpang beserta bagasinya mulai berdatangan di bandara dan masuk ke ruang check-in dengan melawati mesin scanner terlebih dahulu. Di lain pihak, awak kabin dan pilot juga melakukan serangkaian cek dan brifing untuk memastikan segala sesuatunya sudah sesuai dengan aturan keselamatan penerbangan. Setelah segala sesuatunya siap, penumpang siap diberangkatkan. Proses boarding dilakukan, flight attendance (pramugari/a) membantu para penumpang menemukan tempat duduk atau menyimpan bagasinya sedangkan pilot melakukan pengecekan sesuai dengan checklist  prosedur keselamatan penerbangan.


Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan sebuah pesawat sebelum mereka take-off:
§  Pemeliharaan Pesawat: Setiap hari, para teknisi pemeliharaan pesawat berlisensi (licensed Aircraft Maintenance Engineers (AMEs) melakukan serangkaian program pemeliharaan pesawat untuk memastikan aspek keselamatan yang berkelanjutan. Serangkaian pengecekan yang dilakukan antara lain, pengecekan tekanan ban, inspeksi ada tidaknya kebocoran fluida dan kerusakan struktur pesawat, maupun testing fungsi sistem dan kontrol di dalam pesawat. Apabila ada kelainan-kelainan ditemukan, AMEs melakukan langkah-langkah yang dirasa perlu untuk menjaga pesawat selalu dalam kondisi layak terbang
§  Merencanakan Penerbangan: Beberapa jam sebelum take-off, petugas dispatcer menyiapkan rencana terbang, mengkaji lengkap rute yang akan dilalui, altitude (ketinggian terbang), bahan bakar, dan kondisi cuaca selama penerbangan, yang di dalamnya termasuk informasi detail kondisi cuaca di airport tujuan. Kondisi cuaca adalah hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam menyiapkan rute penerbangan, oleh karena pilot  ingin menghindari kondisi buruk seperti lapisan es, badai, tekanan angin, dan bahkan abu volkanik.
§  Mengamankan Pesawat: Customer service, petugas bagasi, dan petugas darat lainnya mengamankan pintu masuk pesawat, pintu palka, jembatan penghubung masuk pesawat yang akan dilalui penumpang, dan mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan mempunyai akses masuk ke dalam kabin pesawat dan komponen kargo. Hanya petugas yang berhak untuk melakukan pengecekan dan memasukkan kargo ke dalam pesawat.
§  Persiapan Darat, Petugas darat membersihkan dan mengosongkan toilet, dan mengisi air ke dalam pesawat. Banyaknya bahan bakar yang dibutuhkan selama penerbangan dibawa melalui sebuah truk tanki bahan bakar yang kemudian diisikan ke dalam pesawat.
§  Pengecekan Penumpang, Petugas bandara melakukan pengecekan penumpang dan barang bawaannya dari item-item yang berbahaya dan dilarang untuk dibawa selama penerbangan. Petugas maskapai melakukan pencocokan indentitas yang tertera di borading pass sebelum boarding.
§  Brifing Awak Kabin, Awak kabin dan pilot melakukan brifing penuh untuk menyiapkan penerbangan terkait dengan alat dan elemen keselamatan yang ada di dalam pesawat.
§  Persiapan di dalam kabin pilot (flight deck), Ketika pilot berada dalam flight deck, mereka memasukkan rencana penerbangan ke dalam sistem komputer navigasi, melakukan pengecekan keselamatan di dalam kokpit, dan persiapan terbang. Kapten dan Penyelia penerbangan bekerja sama dalam melakukan serangkaian pengecekan untuk memastikan bahwa mereka dalam satu arahan keselamatan yang sama.
§  Pengecekan Keselamatan, Petugas kabin (pramugari/a) mengecek semua peralatan keselamatan yang ada maupun keamanan di dalam kabin pesawat sebelum penumpang boarding. Snack dan makanan diantarkan oleh petugas katering pada saat ini.
§  Pre-Boarding, awak kabin membantu para penumpang yang membawa anak-anak dan yang memerlukan bantuan khusus untuk masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu. Jika diperlukan mereka akan melakukan brifing keselamatan kepada para penumpang ini
§  Boarding Keseluruhan, kemudian boarding semua penumpang dilakukan. Setelah penumpang memasuki pesawat, semua bagasi harus dimasukkan di dalam kabin tempat penyimpanan atau di bawah kursi masing-masing. Penumpang juga diharuskan untuk mematikan handphone dan alat elektronik yang lainnya agar tidak membahayakan keselamatan penerbangan.
§  Menutup Pintu Pesawat. Flight Attendants hanya bisa menutup pintu pesawat apabila semua bagasi penumpang sudah disimpan. Semua pesawat biasanya dikatakan layak terbang berdasarkan kondisi fisik bahwa penerbangan bisa dievakuasi dalam kurun 90 detik dengan setengah pintu tidak terhalang.
§  Demo Keselamatan, Awak kabin melakukan demo keselamatan kepada penumpang. Kartu petunjuk keselamatan juga bisa ditemukan di setiap kursi yang wajib diketahui dan diperhatikan oleh semua penumpang.
§  Ke landas Pacu, Setelah pintu kabin ditutup dan dikunci dengan sempurna, dan pilot sudah selesai melakukan semua pengecekan sebelum terbang, pesawat siap untuk meninggalkan gate/parkir. Pesawat akan didorong menuju ke tempat dimana pilot dengan aman bisa mulai menghidupkan mesin pesawat dan menuju ke landas pacu setelah mendapatkan ijin dari petugas darat.
§  Take-Off, Di ujung landas pacu, pilot melakukan persiapan akhir, kemudian memerintahkan awak kabin untuk mengambil posisi terbang (take-off position) dan kemudian menunggu ijin terbang dari petugas ATC (air traffic control). Setelah diijinkan, sesaat kemudian pesawat terbang.


Towing Pesawat

Di dalam suatu bandara dimana pesawat sudah selesai RON/istirahat dan untk memulai pernerbangan banyak biasanya pesawat melakukan Towing. Towing adalah salah satu prosedur dimana pesawat pindah parkiran demi mecepat boarding penumpang. Dikarenakan biasanya pesawat yang ingin mulai RON pada malam hari sangat banyak danramai terpaksa pesawat memarkirkan pesawatnya jauh dari base tempat dimana dia biasa memulai keberangkatan. Towing ini juga memerlukan komunikasi dengan pihak tower (ATC). Dimana teknik selaku supir pada saat towing mengendalikan di pesawat sekaligus yang berkomunikasi dengan pihak Tower.

Push Back Pesawat

Push back merupakan suatu komunikasi dimana kita sebagai teknik membantu  pilot untuk mengecheck engine serta area di sekitar pesawat untuk memulai take off. Kita sebagai teknik memiliki prosedur push back sendiri yang dapat menjalin komunikasi dengan captain.







Prinsip Kerja Sistem Pesawat

 

Ø Prinsip kerja Gas Turbine Engine (GTE):
Udara masuk melalui air intake, kemudian udara dikompresi oleh compressor, compressor ada 2 bagian, yaitu: low pressure compressor, dan high pressure compressor, dan ada 2 tipe dari compressor, yaitu: centrifugal dan axial compressor. Di bagian compressor tekanan dinaikkan sebesar-besarnya dan kecepatan diturunkan selambat-lambatnya. Setelah udara dikompresi kemudian udara tersebut diarahkan menuju combustion chamber untuk selanjutnya dicampur dengan bahan bakar kemudian dilakukan pembakaran. Di combustion chamber dapat dilakukan pembakaran karena ada 3 faktor, yaitu: udara, bahan bakar, dan percikan api yang dihasilkan oleh spark plug. Ada 3 tipe combustion chamber: can, annular, can annular. Setelah campuran udara dan bahan bakar dibakar maka akan menghasilkan gas panas. Gas panas yang dihasilkan tersebut diarahkan ke turbine. Ada 3 tipe turbine: impulse, reaksi dan impulse-reaksi. Turbine berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi gerak (mekanik). Setelah melewati turbine, gas panas diarahkan ke exhaust dimana kecepatan akan dinaikkan setinggi-tingginya dan tekanan akan diturunkan serendah-rendahnya. Oleh karena itu exhaust pun akan menghasilkan gaya dorong (thrust).
Ø  Prinsip Kerja Fuel System
Fuel yang tersimpan pada tanki selanjutnya akan dipompa oleh booster pump. Kemudian disaring pada fuel filter agar tidak ada kotoran yang masuk ke system. Setelah melewati filter, fuel akan mengalir ke heater oil to fuel (fuel heat exchanger) yang mana berfungsi untuk memanaskan fuel. Selanjutnya fuel dipompa kembali oleh fuel pump ke fuel control unit (FCU). Setelah fuel diatur di FCU, fuel akan diarahkan ke high pressure shut off valve yang kemudian fuel dikeluarkan melalui fuel nozzle dalam bentuk kabut agar mempermudah proses pembakaran.
Ø  Prinsip Kerja Hydraulic System
Fluida hydraulic ditampung didalam tanki yang disebut reservoir. Fluida tersebut kemudian diarahkan ke system dan melewati valve yang dinamakan check valve yang berfungsi untuk mencegah fuel kembali ke tanki. Fluida akan dipompa oleh power pump atau hand pump yang diarahkan ke pressure regulator yang berfungsi untuk mengatur tekanan fluida yang masuk ke system. Kemudian fluida diarahkan ke pressure relief valve yang berfungsi untuk membatasi tekanan yang masuk ke dalam system. Selanjutnya fluida diarahkan ke selector valve yang berfungsi untuk mengatur fluida pada keadaan open/close. Setelah itu fluida diarahkan ke actuator yang berfungsi untuk menggerakkan Flight Control surface, flap, slat, Landing Gear, dan device lainnya. Setelah melewati actuator fluida dapat kembali melalui saluran balik menuju reservoir.
yang ada pada engine. Selain melumasi bearing, oil juga akan menuju oil heat exchanger. Setelah oil melumasi bearing yang ada pada engine, oil tersebut akan kembali melalui saluran balik yang dipompa oleh pompa saluran balik yaitu scavange pump dan oil tersebut didinginkan kembali oleh oil cooler. Setelah didinginkan oil kembali lagi ke tanki.

Ø Prinsip Kerja Pneumatic System
Ø  Prinsip Kerja Oil System
Oil disimpan didalam tanki yang bernama reservoir, kemudian dipompa oleh oil pump dan kemudian disaring oleh filter. Setelah itu oil akan melumasi semua bearing
Secara umum, prinsip kerja pneumatic system sama dengan prinsip kerja hydraulic system. Sumber udara bertekanan dapat diambil dari compressor, kemudian udara diatur oleh pressure regulator agar tekanan sesuai dengan yang dibutuhkan. Udara bertekanan dari compressor masih mengandung molekul-molekul air, untuk itu udara harus dipisahkan dari air dengan menggunakan water separator.  Kemudian udara diarahkan menuju check valve agar tidak terjadinya arus balik. Kemudian udara disaring oleh filter agar terbebas dari FOD. Setelah itu udara diarahkan pressure relief valve untuk membuang tekanan yang berlebih yang masuk ke system. Kemudian udara akan menuju ke selector valve untuk memilih keadaan open/close, yang selanjutnya udara akan menuju actuator, dan actuator tersebut akan menggerakkan Flight Control surface, flap, dan device lainnya sesuai kebutuhan.

Ø  Prinsip Kerja Electrical System
Secara umum, gas turbine pada pesawat mampu memutar turbine lalu menghasilkan thrust. Turbine yang berputar akan menggerakkan generator dan menjadi sumber listrik yang utama pada pesawat terbang. Pesawat terbang memiliki generator lebih dari satu, 3 phase. Generator pada engine menghasilkan  listrik dari putaran engine listrik yang dibutuhkan pesawat sebesar 115 VAC dengan frequensi 400 Hz yang dihasilkan dari generator, namun karena RPM engine yang memutar generator tidak selalu stabil maka dipasanglah sebuah alat yang bernama CSD (Constan Speed Drive) dimana alat itu berfungsi untuk mengendalikan putaran generator agar selalu constan.
Selain memiliki generator pada setiap enginenya , pesawat terbang memiliki generator cadangan pada ekor pesawat untuk menganstisipasi engine mati (Engine Failure) yang bernama APU (Auxiliary Power Unit).
Sedangkan sumber listrik DC pada pesawat terbang terdiri atas TRU (Transformer Rectifier Unit) dan baterai. TRU (Transformer Rectifier Unit) dimana didalamnya terdapat 2 bagian yaitu transformator dan rectifier. Fungsi dari keduanya adalah transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 115 VAC menjadi 28 VAC. Sedangkan fungsi rectifier untuk mengubah tegangan 28 VAC menjadi 28 VDC. Baterai yang terdapat di pesawat berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe nikel cadmium (Nicd) sehingga dapat diisi ulang (Rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di charge oleh baterai charger yang terpasang. Dalam pemakaianya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan yaitu sebagai sumber eksitasi untuk starting APU dan saat kondisi darurat sebagai sumber listrik DC.
Sistem Distribusi
Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber listrik dengan beban.
1.AC transfer bus (XFR) terdiri atas transfer bus 1 dan transfer bus 2. Dalam kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2 terhubung dengan generator 2 sedangkan dalam kondisi darurat. Misal generator 1 tidak berfungsi maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
2.AC main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.
3.Galley bus untuk, keperluan listrik di galley pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah galley yang terpasang di  pesawat.
4.28 VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
5.Standby (STBY) bus, standby bus adalah bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28 VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.
Beban Load
Beban dipesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa terhubung pada bus yang berbeda-beda. Untuk sistem pesawat yang tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus. Sedangkan dengan standby bus pesawat akan terhubung dengan AC main bus

ELECTRICAL, HYDRAULIC, AND PNEUMATIC GROUND SUPPLIES

Ground Servicing Equipment (Peralatan/Perlengkapan untuk Pemeliharaan Pesawat di Ground)

Dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan  pesawat, maka untuk mendukung pelaksanaan maintenance/servis pesawat dan keperluan pemeriksaan diperlukan Perlengkapan yang secara paralel mengikuti perkembangan daripada pesawatnya.
Di samping itu untuk keperluan menghidupkan engine awalnya juga diperlukan perlengkapan (equipment)  yang memadai (Ground Power Unit); untuk keperluan memanaskan suhu ruang cabin dan keperluan pendinginan juga diperlukan peralatan.  Dengan alasan-alasan ini, maka di-perlukan Ground Power Unit (GPU) untuk mensuplai kebutuhan tersebut pada saat engine pesawat sedang tidak running, type GPU yang biasa dipergunakan di lapangan yaitu type Moveable (yang bisa dipindah/dibawa sesuai dengan kebutuhan)

Electrical Ground Power Unit

Battery yang dipergunakan untuk pesawat  ringan/kecil sangat terbatas kapasitasnya, bahkan kapasitas battery yang tersedia lebih kecil dibandingkan  untuk keperluan menghidupkan engine.  Dengan alasan ini maka pada umumnya setiap Airport/Bandara menyediakan Battery Pendukung  yang moveable lengkap dengan Kabel Powernya untuk dihubungkan ke pesawat untuk keperluan menghidupkan engine.  Untuk Pesawat Terbang berukuran besar, biasanya dilengkapi dengan Unit Generator yang diputar oleh Propeller Engine Pesawat, dengan kelengkapan unit ini maka keperluan untuk menhidupkan engine dapat dilakukan sendiri.
Catatan :  Untuk pemasangan Kabel Power antara Battery Pesawat dengan Battery Pendukung tidak boleh terbalik atau berlawanan (positip dan negatipnya), karena dapat mengakibatkan kerusakan yang fatal pada Battery Alternatornya.
Untuk Pesawat Turbo Jet, pada umunya dilengkapi dengan Auxiliary Power Unit (APU).  APU ini merupakan Turbine Engine dengan ukuran kecil yang  dimaksudkan untuk menghidupkan engine, mendinginkan /memanaskan   ruangan Cabin, memberikan electrical power untuk macam-macam system.  Oleh karena itu apabila APU ini tidak berfungsi maka perlu adanya Moveable Ground Power Unit


Hydraulic Power Unit (HPU)

Pada umumnya pesawat terbang mempergunakan jasa hidraulik (hydraulic) untuk  pemeriksaaan rutin Landing Gear saat perawatan.  Pemeriksaan ini diawali dengan melakukan Jacking (Pendongkrakan) untuk menaikkan pesawat terbang, selanjutnya HPU disambungkan/dihubungkan ke hydraulic system-nya pesawat (alat penghubung ini biasa disebut dengan "Quick - Disconnect Fitting"), setelah terhubung dengan baik, maka secara otomatis membuka langsung system hydraulic di pesawat dan Landing Gear dapat digerakkan keluar dan ditarik/dimasukkan lagi, dari hasil pemeriksaan ini dapat diketahui apakah ada kejanggalan/penyimpangan dari fungsi hydraulic Landing Gear atau memang masih  layak pakai.
Catatan   :   Sebelum menghubungkan Quick Disconnect Fitting ke Pesawat, yakinkan bahwa kondisi lingkungan sekitar yang akan terkait dengan pekerjaan ini adalah bersih yang terbebas dari debu atau kotoran lain yang bisa mengakibatkan kontaminasi terhadap oil hydraulic yang sedang/akan dioperasikan
Pada umumnya HPU tidak mensuplai Hydraulic Oil kedalam hydraulic system pesawat, hydraulic yang di pesawat mempergunakan hydraulic oil-nya sendiri yang sudah ada di pesawat, akan tetapi kesesuaian antara kedua hydraulic oil yang dipergunakan baik untuk HPU dan yang di pesawat harus sama spesifikasinya, hal ini untuk menghindari kontaminasi yang terjadi.  Karena apabila kontaminasi telah terjadi di pesawat akan membutuhkan biaya yang cukup mahal, hal ini disebabkan seluruh hydraulic oil yang di pesawat harus dikosongkan/dikuras, dan sebelum diganti dengan oil yang baru semua hydraulic system harus dibersihkan, seal-seal diganti dengan yang baru, pelaksanaan pengerjaan ini harus di "Certified Repair Station"

Air Compressor Unit (ACU)


Moveable ACU  biasanya dipasang /ditarik oleh kendaraan semacam trailler untuk memudahkan memobilisai ke tujuan yang dikehendakim.  ACU berfungsi untuk memberikan/mensuplai udara bertekanan untuk keperluan pesawat terbang seperti : Pneumatic System, Accumulator, Landing Gear Strut, pengisian pada Ban, dsb.

Instrument-Instrument pesawat


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0EUADUiH9aLOHJiRop3pbqK1VCEJDhBBzmmiPHhgJAUbS8C31mlRabKaTn5J9J6CfL26tB0J7uhyX4pSHfEgX-qW6kPdy3ZOr6eZ6RlVCiOiokDqFLg0pf804dc78E8DA0CtBnvKH2F8/s320/Untitled.png

1. Persyaratan Instrument Pesawat Terbang

Instrument - instrument yang digunakan di pesawat terbang haruslah alat-alat yang bermutu tinggi, karena keselamatan penerbang, awak penerbang (air crew), penumpang dan pesawatnya sendiri, seluruhnya tergantung pada ketelitian (accurancy), dan fungsi yang tepat ada beberapa persyaratan minimum harus dipenuhi oleh sebuah instrument pesawat terbang.

2. Klasifikasi Instrument

Sebagian besar instrument-instrument yang kita dapati dicockpit pesawat umumnya dibagi atas 4 golongan :

A. FLIGHT INSTRUMENT

1. Air Speed Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui kecepatan pesawat relatif terhadap tekanan udara di sekelilingnya atau terhadap tekanan udara statis.

2. Altimeter
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahun ketinggian pesawat terhadap Sea Level atau permukaan laut.

3. Vertical Speed Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui kecepatan pesawat pada saat Climb dan Descent atau menanjak dan menukik.

4. Turn and Bank Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi belok dari pesawat.



5. Artificial Horizon
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat pada saat terbang.

B. Engine Instrument

1. Engine Speed Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk menegetahui putaran dari N1 maupun dari N2.

2. Oil Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi mengetahui tekanan oli pada engine pesawat.

3. Oil Temperature Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui suhu dari oli pada pesawat.



4. Cylinder Head Temperature
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui suhu dari Cylinder Head pada propeller pesawat.

5. Exhaust Gas Temperature
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui suhu dari gas buang engine pesawat.

6. Fuel Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui tekanan dari bahan bakar (fuel) pesawat terbang.

7. Fuel Quantity Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui kapasitas bahan bakar dari pesawat.

8. Fuel Flow Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui laju atau aliran dari bahan bakar yang menuju engine pesawat.

9. Manifold Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur tekanan power atau daya engine.

10. Turbine Inlet Temperature
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui suhu dari udara sebelum masuk ke ruang bakar.

11. Air Intake Temperature
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu udara.

12. Torque Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui tenaga dari suatu engine dengan cara mengukur tekanan yang ditimbulkan oleh Torque System.

13. Thurs Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur kekuatan gaya dorong pesawat.

C. Navigation Instruments

1. Magnetic Compass
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan arah terbang daripada pesawat terhadap kutub magnet bumi.

2. Directional Gyro Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan arah seperti halnya dengan Magnetic Compass.

3. Radio Magnetic Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan arah berdasarkan frekuensi (VOR) dari sistem radio.


4. Course Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat dari tujuan pesawat.

5. Drift Meter
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui penyimpangan arah pesawat.

6. Outside Air Temperature
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu luar pesawat.

7. Clock
Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk waktu pada pesawat udara.

D. Auxiliary Instruments

1. Landing Gear Position Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi landing gear (roda pesawat).

2. Flap Position Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi flap pesawat.

3. Accelerometer (G meter)
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur akselerasi pesawat terhadap gravitasi pada saat pesawat pitch untuk mengendalikan Center of Gravitation.

4. Fatique Meters
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur gravitasi terhadap pesawat.

5. Cabin Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur tekanan yang terdapat di dalam kabin pesawat.

6. Cabin Temperature Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu yang terdapat di dalam kabin pesawat

7. Hydraulic Pressure Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui tekanan hidrolik pada pesawat.

8. Suction Gague
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan pengurangan tekanan udara / menunjukkan suatu tekanan kerendahan dari udara.

9. Angle of Attack Incator
Instrumen ini berfungsi untuk menunjukkan sudut serang besar / rendah pada keadaan terbang normal dan besar sudut serang yang sebenarnya, dengan demikian pilot dapat dengan tepat menerbangkan pesawatnya dengan sudut yang paling baik, kecepatan naik yang paling baik atupun terbang jelajah.




10. Anti Bising Indicator
Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui suhu alat pemanas






















Bab IV
Laporan Harian Kegiatan Praktek Kerja Industri



















Bab V
Penutup

1.   


 
Kesimpulan

o   Kegiatan Prakerin sangat bermanfaat bagi para siswa - siswi khususnya siswa-siswi SMK 29 Jakartra. Dengan adanya kegiatan Prakerin siswa di tuntut untuk mempunyai sikap mandiri dan untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga siswa di harapkan dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.

o   Prakerin merupakan kegiatan Praktek di luar jam sekolah yang bekerja sama dengan masyarakat atau instansi,sehingga siswa-siswi dapat berlatih untuk bergaul dan bekerja sama dengan masyarakat luar.

o   Prakerin dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan professional dalam bidangnya yang mampu memenuhi npasar nasional atau bakan internasional. Dengan begitu siswa-siswi akan mempunyai sikap yang akan menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa yang telah di perolehnya dalam kehidupan sehari hari.

o   Dengan ditempatkannya di Line Maintanance  kita jadi tahu apa saja yang harus dilakukan oleh pihak Engineer maupun Mechanic dalam melakukan proses pengecechkan pesawat hingga menangani problom/trouble pada pesawat (jika ada) khususnya dalam menekuni prsesur Transit Check, Dialy Chech, Before Departure Check.

o   Kita jadi mengetahui betapa penting peran Engineer dan Mechanic di dalam dunia penerbangan khususnya dalam menjalin hubungan dengan Pilot di setiap Pilot setelah melakukan jam terbang.












2.    Saran

Saran untuk Sekolah :
o   Sekolah lebih mengontrol dalam setiap yang dikerjakan oleh siswa/siswi dan menerima laporan perkembangan selama praktek kerja industri.
o   Menjalin lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan penerbang agar mempermudah siswanya untuk melaksanakan prakerin
o   Memberikan arahan serta susunan laporan apa saja yang harus dibuat agar tersusun secara kompak dan rapih dan mencapai target

Adanya saran Untuk instansi ;
o   Lebih mengatur Job Sheet kepada para siswa yang melakukan prakerin
o   Lebih ditekankan untuk target apa saja yg harus dikuasai pada tingkat prakerin
o   Benar-benar menuntut siswa dalam melakukan pekerjaan selama siswa prakerin agar terlaksananya kerja yang lancar dan tanpa hambatan apapun

o   Menjalin hubungan denga sekolah penerbangan khususnya smkn 29 lebih banyak lagi agar mempermudah dalam proses prakerin


Jangan lupa di comment yaa!!!! :)))))